Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Nge-Taiwan

Respon Orang Taiwan Terhadap Makanan Indonesia

Beberapa pekan lalu, aku melihat salah seorang temanku mem-posting poster bazar makanan Indonesia di National Chung Hsing Taiwan, aku pun teringat akan pengalaman kami membuka bazar serupa di Tahun 2015.  Pada saat itu, seperti biasa Universitas kami akan mengadakan suatu acara khusus untuk mahasiswa internasional yang ingin memperkenalkan makanannya atau kebudayaannya. Nah, saat tersebut kami manfaatkan sebagai momen untuk memperkenalkan makanan Indonesia. Temanku (Tri) pun menganjurkan agar aku menjadi ketua panitia dengan maksud agar aku belajar menjadi pemimpin. Jadi, walaupun golongan darahku O, tetap saja aku tidak cakap memimpin dengan tegas (aku terkadang tidak tegaan dan sering cuek). Tetapi, baiklah aku terima saja. Awalnya aku tidak membagi tugas karena aku merasa kasihan semua anggota pada sibuk kuliah (Hahaha), tetapi Tri mengatakan agar bagi tugas saja saat kami rapat, jika tidak tentu saja aku akan pusing sendiri (Hahaha, tu kan beneran aku nggak beres memimpi

Pengalaman Kuliah di Taiwan (NCHU)

Semenjak membaca novel 'Edensor' karya Andrea Hirata, aku selalu tergiang-giang akan satu kalimat di novel tersebut yang menyebutkan: "Aku menyimak kuliah selama dua jam tetapi pengetahuan yang kudapat senilai kuliah satu semester di tanah air" Aku pun ingin merasakan hal yang demikian. Namun demikian, Aku tidaklah berkuliah di tempat yang sangat bergenggi seperti Andre, tetapi Taiwan adalah negara Asia yang juga menyuguhkan pengalaman belajar yang berbeda, berikut adalah pengalaman yang kurasakan ketika belajar di Taiwan: Kuliah akan benar-benar dilangsungkan sebanyak waktu mata kuliah tersebut, misalnya mata kuliah 3 SKS (credit) yang kuambil akan dimulai pada pukul 09.00 dan berakhir pukul 12.00 dan itu benar-benar dijalankan selama itu dengan jeda 10 menit setiap satu jam tatap muka, jadi 50 menit tatap muka, jeda 10 menit, kuliah lagi 50 menit, jeda 10 menit dan akhirnya kuliah sampai pukul 12.00.  Bahan kuliahnya sudah disediakan di portal akademik mata

Pengalaman Saya Sebagai Seorang Muslim di Taiwan (Makan)

"Di Taiwan ada makanan halal?" Pertanyaan ini adalah pertanyaan populer yang saya dapati ketika kembali dari Taiwan. Bahkan, salah seorang penanya pernah menyatakan bahwa dia takut melanjutkan kuliah di Taiwan karena ketakutan akan ketidakadaan makanan halal.  Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku berkenaan dengan makanan ini. Memang benar bahwa mencari makanan halal di Taiwan tidaklah segampang di Indonesia, tentu saja karena Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Tetapi, masalah makanan ini dapat kita siasati dengan beberapa hal.  Nah, sebelum sampai ke siasat mencari makanan halal versi saya, kita lihat terlebih dahulu kondisi makanan di Taiwan.  Seperti halnya negara-negara lain dengan penduduk mayoritas non-muslim, Taiwan memang memanfaatkan daging babi dengan maksimal, artinya menu yang mengandung babi memang akan kita jumpai di rumah makan biasa. Jadi, kalau kita pergi ke rumah makan tanpa label vegetarian, kita wajib waspa

Study Tour di Taiwan (Rendah Hati dan Murah Hati)

Tulisan ini adalah tulisan terakhir tentang hal-hal yang saya pelajari dari orang-orang Taiwan, yaitu: sikap kebanyakan mereka yang rendah hati dan murah hati, meskipun tak dapat dipungkiri bahwa di belahan dunia manapun pasti akan ada orang yang sombong. Berikut ini adalah beberapa pengalaman yang benar-benar menyentuh hati saya: Pedesaan di Changhua, Taiwan Mereka benar-benar menerapkan ilmu padi: makin berisi, makin merunduk. Pada suatu hari, saya  hendak menandatangani surat keterangan pembuatan kartu identitas pekerja paruh waktu di kantor departemen yang terletak di lantai 4. Sebenarnya saya tahu bahwa ketua departemen fisika adalah seorang profesor yang berkantor di lantai 3, tetapi saya hanya ingin memastikan bahwa saya harus menandatangani surat tersebut di kantor departemen. Setelah bertanya kepada salah satu pegawai, pegawai tersebut pun menelpon seseorang, akhirnya pegawai tersebut menyuruh saya untuk duduk menunggu. Tak lama kemudian, profesor tersebut datang dan

Study Tour di Taiwan (Serius dan Kreatif)

Artikel kali ini masih merupakan lanjutan tentang hal-hal yang saya pelajari dari orang-orang Taiwan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dua hal yang saya pelajari dari mereka adalah: kepedulian efektif dan bersyukur dalam tindakan. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman tentang dua hal lain yang juga masih berhubungan dengan sikap bersyukur, yaitu serius dan kreatif. Somewhere in Taiwan Saya melihat bahwa keberhasilan mereka dalam membangun negaranya adalah karena mereka benar-benar serius dalam mengerjakan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya. Meskipun, saya pernah juga mengalami hal yang tidak menyenangkan karena sifat keseriusan mereka, tetapi sikap itu memang diperlukan dalam pembangunan.  Beberapa pengalaman positif dari sikap keseriusan mereka: Jika kita bertanya tentang arah jalan kepada mereka, mereka akan menanggapinya secara serius, bahkan sampai mengantarkan kita ke tempat yang dituju, atau mencarikannya di google maps. Temanku pernah berjanji

Study Tour di Taiwan (Bersyukur Dalam Tindakan)

Melanjutkan tulisan saya tentang beberapa hal yang saya pelajari dari orang-orang Taiwan, berikut akan saya ceritakan hal-hal lain yang saya dapati dari pengalaman saya tersebut. 2. Bersyukur Dalam Tindakan . Luas negara Taiwan keseluruhannya sedikit lebih kecil daripada luas Sumatera Utara, tetapi mereka lebih makmur dan dapat memanfaatkan area yang sangat kecil sekalipun untuk sesuatu yang bermanfaat. Saya mengartikan hal tersebut sebagai rasa syukur. Mereka mensyukuri nikmat tersebut dengan memanfaatkannya sebaik-baiknya. Beberapa contoh yang akan saya berikan: Pada suatu kunjungan dari universitas saya ke suatu kegiatan agrikultur jahe di daerah Mioli dan juga perayaan pesta adat pernikahan suku Hakka, saya melihat bahwa walaupun daerah tersebut sebenarnya tidak begitu luas, tetapi mereka benar-benar bersyukur atas tanaman jahe mereka yang ada di situ dengan melakukan perayaan dan festival kecil-kecilan yang mengundang mahasiswa internasional. Festival itu tak lain tak buka

Study Tour di Taiwan (Kepedulian Efektif)

Hai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal (Al-Qur'an Surat Al-Hujurat:13) Setiap negara yang memiliki masyarakat berbeda, pasti juga memiliki budaya dan karakteristik orang yang berbeda-beda pula. Demikian juga dengan Taiwan, meskipun secara sekilas wajah mereka mirip dengan orang Indonesia, terutama suku Tionghoa Indonesia, tetapi menurutku mereka memiliki karakteristik yang cukup berbeda dengan orang-orang di Indonesia, terutama di Kota Medan. Beberapa hal berikut adalah hal yang kupelajari dari masyarakat Taiwan berdasarkan pengalaman dan pendapatku sebagai orang Medan semata. Tak menampik kemungkinan, karakteristik-karakteristik berikut juga sebenarnya dimiliki oleh orang-orang Indonesia yang terdapat di  belahan daerah lain di Indonesia yang belum pernah kukunjungi. Cherry Blossom di Taiwan 1. Kepedulian yang efektif dari masya

Pengalaman Belajar Fisika di NCHU Taiwan

"Tuntutlah Ilmu walau harus sampai ke negeri Cina"    -pepatah Arab- Sejak lulus dari perkuliahan strata-1, aku sering membaca blog-blog orang yang sedang atau pernah berkuliah di luar negeri, terutama di Negara Jerman, karena aku sangat terinspirasi untuk merasakan belajar fisika di negara tersebut. Blog-blog tersebut sangat menginspirasi, meskipun pada akhirnya aku tidak pernah mendaftarkan diri ke negara-negara tersebut. Dan, sebelum awal keberangkatan ke Taiwan, aku juga membaca blog pelajar Indonesia yang menjelaskan tentang sistem kuliah di Jepang, negara yang dekat dengan Taiwan. Hal tersebut kulakukan untuk mendapatkan gambaran tentang sistem pendidikan di negara-negara Asia Timur. Untuk National Chung Hsing University (NCHU) Taiwan sendiri, aku merasakan pengalaman yang mirip dengan pelajar-pelajar Indonesia tersebut. Jalan di depan Gedung College of Science yang dilindungi pohon maple Sebelum aku berangkat ke Taiwan, aku menghubungi dosen yang bidang pen

Pengalaman Saya Menjadi Muslim di Taiwan (Puasa)

"Fasting is not about a diet of burning calories. It is about burning ego, pride, and sins" Sudah dua kali aku menjalani puasa di Taiwan, artinya sudah dua kali merasakan lebaran di sana, beserta Idul Adha juga. Mengenai waktu berpuasa, puasa di Taiwan akan lebih lama satu jam dibandingkan di Indonesia. Hal yang pertama sekali kulakukan dalam menyambut Ramadhan adalah dengan mempersiapkan diri dengan jadwal imsakiyah ramadhan. Jadwal ini aku peroleh dari mesjid di Taichung (berjarak 25 menit saja dari NCHU) dan dengan paduan jadwal tersebutlah aku mengatur jam-ku agar dapat berdering sebelum subuh menjemput. Selanjutnya memang aku harus ekstra disiplin dalam bangun sahur. Pernah beberapa kali aku ketiduran dan terbangun ketika subuh tiba, alhasil aku pun tidak sahur. Jika sudah demikian biasanya aku akan menghindari kegiatan praktikum yang berat dan lebih memilih belajar di ruang asisten, walau sesekali kubarengi dengan melakukan praktikum ringan.  Mengenai san

Belajar Mempublikasi Paper Bersama Dosen Saya (NCHU Taiwan dan USU Indonesia)

Saya masih teringat bahwa ketika lulus dari S1 saya pernah meminjam buku tentang bagaimana mempublikasi jurnal di Perpustakaan Daerah Medan. Bahkan, saya bukan saja hanya membacanya, tetapi juga mencatat dan membuat ringkasan tentang cara-cara menerbitkan jurnal yang diberikan di buku tersebut. Saat itu memang publikasi kertas ( paper ) tidaklah sepopuler sekarang. Saya memang berniat untuk mempublikasi paper , apapun itu, tetapi memang saat itu saya melihatnya sebagai hal yang cukup jauh untuk saya capai. Apalagi saya baca dari buku tersebut, sepertinya publikasi paper itu tidak gampang. Tetapi, Allah Maha Mendengar, bahkan suara sekecil apapun di dalam hati. Allah memberikan saya kesempatan untuk belajar sekaligus mempublikasi hasil penelitian saya di Taiwan.  Supervisor saya di Taiwan bernama Prof. Ming-Way Lee, beliau adalah ahli dalam bidang optoelektronik dan sekarang beliau fokus pada bidang Quantum-Dots Sensitized Solar Cells (QDSSCs). Beliau adalah seseorang yang sangat

Pengalaman Saya Sebagai Seorang Muslim di Taiwan (Shalat)

Satu hal yang selalu ditanyakan kepada saya sepulang dari Taiwan adalah: "Di Taiwan makannya gimana?", "susah ya cari makanan halal di sana?", atau "di Taiwan ada mesjid?". Pertanyaan-pertanyaan tersebut menyiratkan hal-hal pokok bagi seorang muslim, terutama ketika tinggal di negara yang muslim menjadi minoritas.  Makan adalah salah satu aktivitas pokok untuk mendapatkan energi bagi tubuh, dan sebagai seorang muslim memang tidak semua jenis makanan dapat kita makan. Oleh karena itu, masalah halal-tidaknya makanan menjadi satu bagian penting apalagi ketika berada di negara yang mayoritasnya bukan beragama Islam. Selain itu, muslim juga diwajibkan untuk shalat lima waktu dalam sehari, jadi sebagai muslim kita juga harus memikirkan bagaimana mengatur waktu dan aktifitas sehingga dapat tetap mempertahankan ibadah di negara yang tidak memperdengarkan azan dan tidak menyediakan banyak mushala. Hal lain, bagaimana pula cara kita istiqamah dengan prinsip hid