Semenjak membaca novel 'Edensor' karya Andrea Hirata, aku selalu tergiang-giang akan satu kalimat di novel tersebut yang menyebutkan: "Aku menyimak kuliah selama dua jam tetapi pengetahuan yang kudapat senilai kuliah satu semester di tanah air" Aku pun ingin merasakan hal yang demikian. Namun demikian, Aku tidaklah berkuliah di tempat yang sangat bergenggi seperti Andre, tetapi Taiwan adalah negara Asia yang juga menyuguhkan pengalaman belajar yang berbeda, berikut adalah pengalaman yang kurasakan ketika belajar di Taiwan:
- Kuliah akan benar-benar dilangsungkan sebanyak waktu mata kuliah tersebut, misalnya mata kuliah 3 SKS (credit) yang kuambil akan dimulai pada pukul 09.00 dan berakhir pukul 12.00 dan itu benar-benar dijalankan selama itu dengan jeda 10 menit setiap satu jam tatap muka, jadi 50 menit tatap muka, jeda 10 menit, kuliah lagi 50 menit, jeda 10 menit dan akhirnya kuliah sampai pukul 12.00.
- Bahan kuliahnya sudah disediakan di portal akademik mata kuliah tersebut, ketika kita mengambil mata kuliah tersebut, maka kita dapat mengakses portal akademik mata kuliah tersebut dan men-download bahan kuliah serta latihan-latihan soal.
- Peraturan akan pakaian mahasiswa tidak terlalu ketat seperti di Medan, bahkan temanku biasanya hanya memakai boxer dan kaos saja (ada juga temanku yang memakai pakaian olahraga basket untuk masuk kelas).
- Nilai ujian akan di-posting di portal secara temporary untuk beberapa hari, memastikan agar tidak ada mahasiswa yang mempermasalahkan nilai tersebut, jika semua mahasiswa sudah setuju akan nilai tersebut, maka nilai di portal tersebut menjadi permanen dan tidak dapat diubah lagi.
- Mahasiswanya diperbolehkan terlambat, tetapi biasanya mereka tetap tepat waktu, dan jika terlambat memilih untuk masuk setelah jeda 10 menit.
- Papan tulis, kapur, dan alat penghapus papan tulisnya sangat bagus sehingga abu kapur tidak berterbangan.
- Wisuda bukan hal yang sakral dan wajib, juga tidak perlu membayar, hanya menyewa pakaian saja. Wisuda dilakukan bersama-sama untuk S1,S2, dan S3 setahun sekali meskipun mahasiswa yang bersangkutan belum sidang karena hanya ceremony biasa saja. Wisuda juga dilangsungkan di departement masing-masing selepas ceremony di universitas.
- Sangat gampang mendapatkan ijazah sesudah sidang karena ketika kita mendaftar kuliah di universitas, mereka akan langsung menyediakan ijazah atas nama kita. Ijazah kita akan berbahasa Mandarin, tetapi kita tetap akan mendapatkan ijazah dalam Bahasa Inggris.
- Aturan penulisan thesis-nya tidak ribet dan bergantung kebijakan supervisor masing-masing sedangkan untuk S1 skripsi hanya optional saja, mereka bisa lulus tanpa skripsi. Bahkan, warna sampul thesis juga tidak diseragamkan seperti ketika aku berkuliah di S1.
- Perpustakaan akan buka sampai pada pukul 10 malam dan perpustakaan juga menyediakan ruangan khusus belajar. Biasanya perpustakaan akan ramai (bahkan penuh) pada masa ujian.
Dari beberapa pengalaman kuliah tersebut, tentu saja aku sangat menyukai kesederhanaan proses administrasi mereka, karena memang aku tidak menyukai administrasi ribet yang kurasa kurang bermanfaat. Meskipun administrasi-nya sederhana, tetap saja sistem mereka sangat terkontrol dengan baik. Jika Andrea Hirata menyoroti masalah ISI KULIAH, maka aku menyoroti masalah ADMINISTRASI, hehehe.
Comments
Post a Comment