Skip to main content

Posts

Dua Puisi Robert Frost yang Menawan

Selain puisi-puisi  Sapardi Djoko Damono, terutama yang berjudul,"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana",  Aku juga sangat menyukai puisi-puisi Robert Frost, terutama dua puisinya yang berjudul "The road not taken" dan "Stopping by woods on a snowy evening".   Taichung, Taiwan Aku mengenal Robert Frost dari suatu diskusi pagi 'English Club' di IFDS Siti Hajar Medan beberapa tahun silam. Kala itu, salah seorang guru Bahasa Inggris mengangkat puisi ini sebagai bahan diskusi. Aku pun langsung terpana begitu membacanya.  The Road Not Taken By: Robert Frost Two roads diverged in a yellow wood, And sorry I could not travel both And be one traveler, long I stood And looked down one as far as I could To where it bent in the undergrowth;  Then took the other, as just as fair, And having perhaps the better claim Because it was grassy and wanted wear, Though as for that the passing there Had worn them really about the s

Study Tour di Taiwan (Kepedulian Efektif)

Hai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal (Al-Qur'an Surat Al-Hujurat:13) Setiap negara yang memiliki masyarakat berbeda, pasti juga memiliki budaya dan karakteristik orang yang berbeda-beda pula. Demikian juga dengan Taiwan, meskipun secara sekilas wajah mereka mirip dengan orang Indonesia, terutama suku Tionghoa Indonesia, tetapi menurutku mereka memiliki karakteristik yang cukup berbeda dengan orang-orang di Indonesia, terutama di Kota Medan. Beberapa hal berikut adalah hal yang kupelajari dari masyarakat Taiwan berdasarkan pengalaman dan pendapatku sebagai orang Medan semata. Tak menampik kemungkinan, karakteristik-karakteristik berikut juga sebenarnya dimiliki oleh orang-orang Indonesia yang terdapat di  belahan daerah lain di Indonesia yang belum pernah kukunjungi. Cherry Blossom di Taiwan 1. Kepedulian yang efektif dari masya

Pengalaman Belajar Fisika di NCHU Taiwan

"Tuntutlah Ilmu walau harus sampai ke negeri Cina"    -pepatah Arab- Sejak lulus dari perkuliahan strata-1, aku sering membaca blog-blog orang yang sedang atau pernah berkuliah di luar negeri, terutama di Negara Jerman, karena aku sangat terinspirasi untuk merasakan belajar fisika di negara tersebut. Blog-blog tersebut sangat menginspirasi, meskipun pada akhirnya aku tidak pernah mendaftarkan diri ke negara-negara tersebut. Dan, sebelum awal keberangkatan ke Taiwan, aku juga membaca blog pelajar Indonesia yang menjelaskan tentang sistem kuliah di Jepang, negara yang dekat dengan Taiwan. Hal tersebut kulakukan untuk mendapatkan gambaran tentang sistem pendidikan di negara-negara Asia Timur. Untuk National Chung Hsing University (NCHU) Taiwan sendiri, aku merasakan pengalaman yang mirip dengan pelajar-pelajar Indonesia tersebut. Jalan di depan Gedung College of Science yang dilindungi pohon maple Sebelum aku berangkat ke Taiwan, aku menghubungi dosen yang bidang pen

Pengalaman Saya Menjadi Muslim di Taiwan (Puasa)

"Fasting is not about a diet of burning calories. It is about burning ego, pride, and sins" Sudah dua kali aku menjalani puasa di Taiwan, artinya sudah dua kali merasakan lebaran di sana, beserta Idul Adha juga. Mengenai waktu berpuasa, puasa di Taiwan akan lebih lama satu jam dibandingkan di Indonesia. Hal yang pertama sekali kulakukan dalam menyambut Ramadhan adalah dengan mempersiapkan diri dengan jadwal imsakiyah ramadhan. Jadwal ini aku peroleh dari mesjid di Taichung (berjarak 25 menit saja dari NCHU) dan dengan paduan jadwal tersebutlah aku mengatur jam-ku agar dapat berdering sebelum subuh menjemput. Selanjutnya memang aku harus ekstra disiplin dalam bangun sahur. Pernah beberapa kali aku ketiduran dan terbangun ketika subuh tiba, alhasil aku pun tidak sahur. Jika sudah demikian biasanya aku akan menghindari kegiatan praktikum yang berat dan lebih memilih belajar di ruang asisten, walau sesekali kubarengi dengan melakukan praktikum ringan.  Mengenai san

Website Asyik Sebagai Sumber Belajar IELTS

Salah satu ujian bahasa Inggris yang penting untuk dipelajari adalah IELTS yang merupakan kependekan dari International English Language Testing System . Ujian ini biasanya diambil untuk orang-orang yang ingin melanjutkan kuliah atau bekerja secara internasional, terutama di negara-negara-negara Eropa, Australia, dan Selandia Baru. Sedangkan untuk negara-negara di Asia atau di Amerika dapat mengambil ujian TOEFL (ITP atau IBT).  Jika selama ini, TOEFL ITP (yang berbentuk paper based-test) adalah ujian yang sangat  populer di Kota Medan karena relatif lebih murah dibanding IELTS atau TOEFL IBT (dan soal ujiannya pun relatif lebih sedikit: tidak menguji speaking dan writing ). Maka, saya sebenarnya lebih menyukai IELTS, mengapa? Karena IELTS benar-benar menguji kemampuan komunikasi kita, yaitu: Reading, Writing, Speaking , dan Listening . Selain itu, saya juga berkesimpulan bahwa dengan mempersiapkan diri untuk ujian IELTS sebenarnya kita juga mempersiapkan diri untuk berbahasa Ing

Bernostalgia dengan Jamur Enokitake

Beberapa waktu yang lalu, aku dan temanku mendapati sebungkus jamur di sebuah rak sayuran pada pusat perbelanjaan. Aku mengatakan pada temanku bahwa jamur tersebut adalah jenis jamur yang sering kunikmati di Taiwan karena harganya yang relatif lebih murah dibanding dengan jenis jamur lain. Temanku pun menjadi sangat tertarik dengan jamur tersebut dan setelah kami telusuri ternyata jamur tersebut bernama: Jamur Enokitake. Makaroni plus jamur enoki: Yummy!! Jamur yang memiliki nama latin  Flammulina velutipes  ini dapat disimpan disimpan di lemari es selama kurang lebih satu minggu. Jamur ini tumbuh dengan bebas di daerah dingin mulai dari musing gugur ke musim semi. Biasanya dia tumbuh di batang-batang lapuk sehingga disebut jamur enoki.  Jamur enoki merupakan salah satu jamur yang populer di Asia Timur. Di Taiwan sendiri, jamur ini juga dijual sebagai snack jajanan pasar malam yang cukup populer, juga pada hidangan sup panas yang sering dinikmati pada musim din

The Le Hu Garden: Taman yang Menyimpan Sejuta Cerita

Salah satu sisi taman The Le Hu Garden Sebenarnya, ceritaku di sini sudah berlangsung kira-kira setahun yang lalu, tepatnya pada saat lebaran 2017, jadi foto-foto ini kudapatkan setahun yang lalu, saat ini sepertinya ada lebih banyak pemandangan berbeda yang tersaji. Saat itu, aku dan beberapa temanku membicarakan tentang tempat wisata terbaru di Kota Medan dan sekitarnya. Hingga aku pun mendapat informasi tentang adanya taman untuk keluarga di daerah Deli Serdang, yaitu di daerah Patumbak. Aku pun mencarinya di internet, dan berbagi cerita dengan temanku yang lain. Nyatanya, Vika, salah satu temanku yang tinggal di daerah Marendal, menyatakan bahwa taman tersebut dekat sekali dengan rumahnya. Kami pun memutuskan untuk mengujungi taman tersebut selepas lebaran.  Tiket masuknya saat itu 10K saja Tiket masuk ke taman ini saat itu 10K rupiah saja (perjalananku kali ini disponsori oleh Vika). Begitu kami masuk, pemandangan hijau segera menyergap kami, dipadu dengan hijau