Skip to main content

Posts

The Trip: Jelajah Pulau Samosir (Merasakan Kehangatan Kota Siantar)

Perjalananku dan Hong Phan di Pulau Samosir telah usai, kami harus segera beranjak menuju Parapat. Nyatanya kapal yang menuju Dermaga Tiga Raja cukup lama datang hingga aku pun sukses memfotokan temanku, penumpang lain, dan juga berbagai pemandangan di sekitar dermaga Tuk-Tuk kala sore hari. Hingga tak berapa lama, kapal pun datang.  Nelayan dan Danau Toba Satu hal yang menggelitik hatiku adalah pertanyaan retorik dari Hong Phan, "Siti, haruskah kita benar-benar memegang tangan kondektur kapal? Dia seperti ayahku saja yang menggenggam tanganku menuju pelaminan." Aku hanya bisa tersenyum, jujur saja aku tak pernah mengira bahwa Hong Phan juga akan merasa keberatan akan hal tersebut karena dia adalah seorang yang mengaku belum beragama. Ternyata, walaupun demikian dia memiliki etika yang sangat baik. Bagiku sendiri, tentu saja aku juga keberatan akan hal tersebut, namun tangga yang harus dilalui sangat curam hingga kami pun terpaksa memegang tangan kondektur kapal jika

Pengalaman Saya Sebagai Seorang Muslim di Taiwan (Shalat)

Satu hal yang selalu ditanyakan kepada saya sepulang dari Taiwan adalah: "Di Taiwan makannya gimana?", "susah ya cari makanan halal di sana?", atau "di Taiwan ada mesjid?". Pertanyaan-pertanyaan tersebut menyiratkan hal-hal pokok bagi seorang muslim, terutama ketika tinggal di negara yang muslim menjadi minoritas.  Makan adalah salah satu aktivitas pokok untuk mendapatkan energi bagi tubuh, dan sebagai seorang muslim memang tidak semua jenis makanan dapat kita makan. Oleh karena itu, masalah halal-tidaknya makanan menjadi satu bagian penting apalagi ketika berada di negara yang mayoritasnya bukan beragama Islam. Selain itu, muslim juga diwajibkan untuk shalat lima waktu dalam sehari, jadi sebagai muslim kita juga harus memikirkan bagaimana mengatur waktu dan aktifitas sehingga dapat tetap mempertahankan ibadah di negara yang tidak memperdengarkan azan dan tidak menyediakan banyak mushala. Hal lain, bagaimana pula cara kita istiqamah dengan prinsip hid

Ruang Inspirasi: Rumah Pintar Anak Soleh (RPAS) Al-Ikram

Masalah rendahnya literasi, kenakalan remaja, dan peredaran narkoba di Kota Medan merupakan hal yang harus segera ditanggulangi mengingat pentingnya peran generasi muda sebagai penerus bangsa Indonesia kedepannya. Namun, jika kita hanya mengharapkan pemecahan masalah dari pemerintah, maka dapat dipastikan bahwa kita akan sangat tidak sabar, bahkan cenderung 'gerah' dalam menunggunya. Saya ingat Pak Ferry selaku Ketua Umum MASIKA ICMI Pusat dari pernah berkata, "Jadilah pelaku sejarah, bukan penonton sejarah. Seorang dikatakan cendekiawan bukan karena banyaknya gelar pendidikan yang diperolehnya, tetapi dari konstribusi yang telah diberikannya kepada masyarakat." pada pelantikan MASIKA ICMI Orwil Sumut. Dan sebagai seorang pemuda Indonesia saya merasa lebih terinspirasi lagi untuk mengambil bagian dalam berkontribusi untuk masyarakat, tetapi bagaimana ya cara yang efektif? RPAS Al-Ikram Tanjung Gusta Medan Saya pernah dengan bahwa bergabung dengan suatu komunit

Kenapa Saya Berkuliah di Taiwan?

Seringkali orang salah mengira nama negara tempatku melanjutkan pendidikan, ada yang berkata, "Kemaren kuliah di Thailand ya?" atau "Di mana kemaren kuliahnya? Thailand ya?" atau "Tari, kemaren kuliah di Jepang ya?", juga ada yang bilang, "Wah, enak ya bisa kuliah di Korea," dan dengan berulangkali aku juga harus berkata, "Bukan-bukan, bukan di negara itu tapi di Taiwan."  Aku bisa mengerti hal tersebut karena di Medan sendiri, kemaren-kemaren masih sedikit yang melanjutkan kuliah di Taiwan. Kebanyakan orang yang ingin berkuliah di sekitar Asia biasanya memilih Malaysia, Singapura (Dua negara maju ini sangat dekat dengan Indonesia), Thailand (Terutama di bidang kesehatan, beberapa orang bagian kesehatan yang kukenal banyak menyebut negara ini) dan negara-negara Asia Timur lain seperti Jepang dan Korea (mereka sangat terkenal dalam bidang teknologi berkat produk-produknya).  Nah, sekarang, berkat kerja keras seniorku di Fisika U

The Trip: Jelajah Pulau Samosir (8 Jam Mengelilingi Samosir)

This is Toba lake Keesokan harinya, kami segera keluar pagi hari untuk dapat menikmati sunrise . Alangkah segarnya alam Samosir di pagi hari. Kami menuju jembatan untuk melihat kemungkinan menatap sunrise yang kami harapkan akan timbul dari balik perbukitan, tetapi ternyata sunrise tidak muncul dari arah tersebut. Kami pun berbalik arah dan menuju dermaga, akhirnya kami mendapati secercah cahaya di balik perbukitan di seberang sana dengan kabut tebal yang menutupinya. Segera saja kami menyiapkan kamera untuk menangkap sunrise tersebut, nyatanya kabut sangat tebal hingga pemandangan sunrise yang kami harapkan tidak kami dapati. Dermaga tampak agak ramai oleh turis-turis yang akan kembali ke Parapat. Hingga kami hanya memotret apa yang ada. Lalu, temanku mengatakan, "Siti, you know, the best place to see the sunrise is in the beach,". "I guess so," kataku sambil beranjak dari dermaga dan menuju ke hotel. Sunrise di Dermaga Tuk-Tuk Pagi ini aku ingin

Yuk Intip Kegiatan Seminar dan Talkshow Travel Blogger di Medan

Beberapa pekan yang lalu, salah seorang temanku mengirimkan brosur seminar dengan judul, "How to be a Travel Blogger". Nah, berhubung aku sangat suka nge-blog akhirnya aku pun mendaftar ke acara tersebut, tiketnya 85 K saja. Selanjutnya, aku dan temanku pun janjian untuk datang ke acara tersebut bersama-sama. Acara yang diadakan di Cafe Potret di Jl. K. H. Wahid Hasyim ini pun kami ikuti dengan semangat pada tanggal 19 Nopember 2017. Yuk lihat gimana isi materinya! Nih dia poster acaranya! Pembicara pertama adalah Bapak Petrus Loo, beliau adalah seorang fotografer andal dan juga pendiri (sekaligus kontributor) website klayapan.com . Materi beliau mengenai bagaimana memulai menjadi travel blogger. Awalnya, beliau memaparkan sedikit tentang hasil pengalaman beliau dalam mengambil foto Mesjid Raya Medan. Inti dari pemaparan beliau yang kutangkap adalah bahwa untuk mempotret sesuatu yang mungkin kelihatan biasa bagi kita adalah dengan memilih momen yang pas untuk m

The Trip: Jelajah Pulau Samosir (Perjalanan ke Tuk-Tuk)

Setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan, akhirnya kami disuguhi dengan pemandangan indah Danau Toba melalui jendela. Aku pun segera menghampiri kondektur bus untuk mengatakan bahwa kami ingin turun di Pelabuhan Tiga Raja karena jika aku tidak mengatakannya, maka bus akan menurunkan kami di Pelabuhan Ajibata yang merupakan pelabuhan utama. Untuk informasi, jika kita ingin menuju daerah Tuk-Tuk maka pelabuhan yang sebaiknya kita ambil adalah Pelabuhan Tiga Raja, tetapi jika kita ingin menuju Tomok atau daerah pusat pariwisata Parapat, maka pelabuhan yang kita ambil adalah Pelabuhan Ajibata (Pada pelabuhan ini juga terdapat kapal ferry yang dapat mengangkut kendaraan pribadi) Pemandangan Danau Toba dari salah satu jembatan di Tuk-Tuk Kami pun turun di Pelabuhan Tiga Raja yang juga terletak di daerah pasar. Karena kapal angkutan belum tersedia, kami memutuskan untuk berkeliling pasar. Temanku menemukan satu buah yang ternyata tidak dapat kita temui di Vietnam, yaitu