Skip to main content

Posts

Ruang Inspirasi: Rumah Pintar Anak Soleh (RPAS) Al-Ikram

Masalah rendahnya literasi, kenakalan remaja, dan peredaran narkoba di Kota Medan merupakan hal yang harus segera ditanggulangi mengingat pentingnya peran generasi muda sebagai penerus bangsa Indonesia kedepannya. Namun, jika kita hanya mengharapkan pemecahan masalah dari pemerintah, maka dapat dipastikan bahwa kita akan sangat tidak sabar, bahkan cenderung 'gerah' dalam menunggunya. Saya ingat Pak Ferry selaku Ketua Umum MASIKA ICMI Pusat dari pernah berkata, "Jadilah pelaku sejarah, bukan penonton sejarah. Seorang dikatakan cendekiawan bukan karena banyaknya gelar pendidikan yang diperolehnya, tetapi dari konstribusi yang telah diberikannya kepada masyarakat." pada pelantikan MASIKA ICMI Orwil Sumut. Dan sebagai seorang pemuda Indonesia saya merasa lebih terinspirasi lagi untuk mengambil bagian dalam berkontribusi untuk masyarakat, tetapi bagaimana ya cara yang efektif? RPAS Al-Ikram Tanjung Gusta Medan Saya pernah dengan bahwa bergabung dengan suatu komunit

Kenapa Saya Berkuliah di Taiwan?

Seringkali orang salah mengira nama negara tempatku melanjutkan pendidikan, ada yang berkata, "Kemaren kuliah di Thailand ya?" atau "Di mana kemaren kuliahnya? Thailand ya?" atau "Tari, kemaren kuliah di Jepang ya?", juga ada yang bilang, "Wah, enak ya bisa kuliah di Korea," dan dengan berulangkali aku juga harus berkata, "Bukan-bukan, bukan di negara itu tapi di Taiwan."  Aku bisa mengerti hal tersebut karena di Medan sendiri, kemaren-kemaren masih sedikit yang melanjutkan kuliah di Taiwan. Kebanyakan orang yang ingin berkuliah di sekitar Asia biasanya memilih Malaysia, Singapura (Dua negara maju ini sangat dekat dengan Indonesia), Thailand (Terutama di bidang kesehatan, beberapa orang bagian kesehatan yang kukenal banyak menyebut negara ini) dan negara-negara Asia Timur lain seperti Jepang dan Korea (mereka sangat terkenal dalam bidang teknologi berkat produk-produknya).  Nah, sekarang, berkat kerja keras seniorku di Fisika U

The Trip: Jelajah Pulau Samosir (8 Jam Mengelilingi Samosir)

This is Toba lake Keesokan harinya, kami segera keluar pagi hari untuk dapat menikmati sunrise . Alangkah segarnya alam Samosir di pagi hari. Kami menuju jembatan untuk melihat kemungkinan menatap sunrise yang kami harapkan akan timbul dari balik perbukitan, tetapi ternyata sunrise tidak muncul dari arah tersebut. Kami pun berbalik arah dan menuju dermaga, akhirnya kami mendapati secercah cahaya di balik perbukitan di seberang sana dengan kabut tebal yang menutupinya. Segera saja kami menyiapkan kamera untuk menangkap sunrise tersebut, nyatanya kabut sangat tebal hingga pemandangan sunrise yang kami harapkan tidak kami dapati. Dermaga tampak agak ramai oleh turis-turis yang akan kembali ke Parapat. Hingga kami hanya memotret apa yang ada. Lalu, temanku mengatakan, "Siti, you know, the best place to see the sunrise is in the beach,". "I guess so," kataku sambil beranjak dari dermaga dan menuju ke hotel. Sunrise di Dermaga Tuk-Tuk Pagi ini aku ingin

Yuk Intip Kegiatan Seminar dan Talkshow Travel Blogger di Medan

Beberapa pekan yang lalu, salah seorang temanku mengirimkan brosur seminar dengan judul, "How to be a Travel Blogger". Nah, berhubung aku sangat suka nge-blog akhirnya aku pun mendaftar ke acara tersebut, tiketnya 85 K saja. Selanjutnya, aku dan temanku pun janjian untuk datang ke acara tersebut bersama-sama. Acara yang diadakan di Cafe Potret di Jl. K. H. Wahid Hasyim ini pun kami ikuti dengan semangat pada tanggal 19 Nopember 2017. Yuk lihat gimana isi materinya! Nih dia poster acaranya! Pembicara pertama adalah Bapak Petrus Loo, beliau adalah seorang fotografer andal dan juga pendiri (sekaligus kontributor) website klayapan.com . Materi beliau mengenai bagaimana memulai menjadi travel blogger. Awalnya, beliau memaparkan sedikit tentang hasil pengalaman beliau dalam mengambil foto Mesjid Raya Medan. Inti dari pemaparan beliau yang kutangkap adalah bahwa untuk mempotret sesuatu yang mungkin kelihatan biasa bagi kita adalah dengan memilih momen yang pas untuk m

The Trip: Jelajah Pulau Samosir (Perjalanan ke Tuk-Tuk)

Setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan, akhirnya kami disuguhi dengan pemandangan indah Danau Toba melalui jendela. Aku pun segera menghampiri kondektur bus untuk mengatakan bahwa kami ingin turun di Pelabuhan Tiga Raja karena jika aku tidak mengatakannya, maka bus akan menurunkan kami di Pelabuhan Ajibata yang merupakan pelabuhan utama. Untuk informasi, jika kita ingin menuju daerah Tuk-Tuk maka pelabuhan yang sebaiknya kita ambil adalah Pelabuhan Tiga Raja, tetapi jika kita ingin menuju Tomok atau daerah pusat pariwisata Parapat, maka pelabuhan yang kita ambil adalah Pelabuhan Ajibata (Pada pelabuhan ini juga terdapat kapal ferry yang dapat mengangkut kendaraan pribadi) Pemandangan Danau Toba dari salah satu jembatan di Tuk-Tuk Kami pun turun di Pelabuhan Tiga Raja yang juga terletak di daerah pasar. Karena kapal angkutan belum tersedia, kami memutuskan untuk berkeliling pasar. Temanku menemukan satu buah yang ternyata tidak dapat kita temui di Vietnam, yaitu

Audiensi Masika ICMI Sumut dengan Rektor USU (Bapak Runtung Sitepu)

Teman-teman MASIKA ICMI dan Rektor USU Runtung Sitepu Sore ini pukul 15.30 WIB (10 November 2017), aku bersama teman-teman MASIKA ICMI Sumut mengadakan audiensi bersama Rektor USU Bapak Runtung Sitepu. Audiensi ini dilakukan dalam rangka meminta Pak Runtung untuk menjadi salah satu dewan penasehat MASIKA ICMI.  Saat ketua MASIKA, Rizky Emilia mengatakan bahwa kami akan mengadakan pelantikan pada tanggal 16 Nopember 2017 dengan mengundang Pak Jimly Asshidiqie, maka Pak Runtung langsung menelpon Pak Jimly dengan membesarkan speaker handphone- nya. Mereka pun langsung berbicara selayaknya teman lama. Akhirnya, dari pembicaraan di telepon tersebut, Pak Jimly meminta agar ICMI ini dibahas dengan Gubernur Sumatera Utara, beliau juga ingin agar ketua ICMI itu berasal dari akademisi PTN di Sumatera Utara. Cerita punya cerita akhirnya beliau mengatakan tidak dapat hadir pada tanggal 16 Nopember dan acara pun diundur menjadi tanggal 27 Nopember 2017. Dari hasil perbincangan dengan P

Review Skin Care: Beberapa Produk yang Nyaman di Kulitku

Mempunyai kulit yang sensitif memang susah-susah gampang, susahnya menentukan produk-produk skin care yang cocok dan gampangnya bisa saja cocok dengan produk yang tidak begitu mahal. Sebenarnya jenis kulitku normal cenderung berminyak, tetapi entah kenapa banyak sekali produk skin care yang tidak cocok dengan kulitku ini, apalagi yang mengandung pewangi (fragrance). Jadi, aku menganggap kulitku sebenarnya agak sensitif juga.  Nah, dari beberapa artikel yang kubaca, jenis skin care yang cocok untuk kulit sensitif adalah skin care yang tidak mengandung pewangi. Aku pun mencari-cari skin care tersebut dan akhirnya aku temukan beberapa produk yang cocok dengan kulitku, yaitu Extraderm Skin Clarifying Facial Soal, Skin Aqua BB Cream Perfect Mate, dan Caladine Lotion. Penampakan Sabun Extraderm Baiklah, pertama sekali kita bahas tentang Extraderm . Sabun ini merupakan sabun transparant yang berwarna coklat muda. Pada kotaknya tertulis bahwa sabun ini dapat membersihkan kotoran