Skip to main content

Posts

Probiotik dan Prebiotik : Review Buku Jurus Sehat Rasulullah dr. Zaidul Akbar (Part-2)

Makanan-makanan yang telah mengalami pemrosesan (apalagi makanan yang digoreng atau dibakar berulang-ulang) akan mengalami penurunan nutrisi dan oksidasi yang dapat memicu radikal bebas (oksigen lepas yang tidak memiliki pasangan dan bersifat merusak) yang dapat memicu berbagai penyakit.  Solusinya adalah dengan makan sayuran mentah dan buah-buahan setiap hari. Satu hal yang menarik, ternyata antioksidan yang paling tinggi terdapat pada kulit manggis (17.000 ORAC) dibandingkan anggur (3000 ORAC); bisa diminum dengan kurma. Di dalam tubuh kita terdapat 30% kuman baik, 20% kuman jahat, dan 50% kuman netral (probiotik). Jika kita berpikiran positif dan/atau memakan yang baik-baik maka kuman netral akan menjadi baik. Tetapi, jika kita berpikiran negatif/cemas/buruk-sangka, maka akan terjadi proses neurohormonal yang meningkatkan hormon kecemasan yang menyebabkan kuman baik menjadi kuman jahat.  Seperti yang dikatakan James Clear dalam bukunya Atomic Habit, bahwa jika kit

Review Buku Jurus Sehat Rasulullah By dr.Zaidul Akbar (Part-1)

Memang sudah lama teman-temanku (terutaman Bu Iin dan Anie) membicarakan tentang resep-resep kesehatan dari dr.Zaidul Akbar yang dinamai Jurus Sehat Rasulullah (JSR), namun aku tidak begitu serius memperhatikan sampai Anie yang secara konsisten meminum JSR dan menceritakan manfaat yang diperolehnya. Bahkan, selama sekitar dua mingguan dia membuatkanku JSR ( thank you Anie) dan aku pun tertarik untuk mempelajari lebih dalam. Ketika Kak Fitri menawari untuk memesan buku JSR di grup kami, aku pun langsung membelinya. Lalu, bagaimana isi buku ini? Aku akan membahas dari segi fisik buku. Bukunya hard cover dan kertasnya juga cukup tebal, ada XX+315 halaman dengan ukuran buku 13,5 cm x 20,5 cm. Buku dari Penerbit Sygma Media Inovasi ini memiliki tata letak yang menarik dengan adanya beberapa kutipan Hadist atau Ayat Al-Qur'an yang disusun dengan pembeda warna hijau, jadi tidak membuat pembaca menjadi bosan. Font yang dipilih dan ukuran spasinya juga enak untuk dipandang mata.

Catatan Nurul Hayat: Memberi Rasa Pada Perbuatan dan Akhlak Untuk Membangun Keluarga Samara

Catatan hikmah yang terdapat pada Majalah Nurul Hayat Maret 2020. Tulisan pertama adalah dari artikel berjudul Memberi Rasa karya Evie Silfia Zubaidi. Dalam tulisan ini, kita diingatkan untuk memberi rasa pada perbuatan kita. Rasa yang dimaksud di sini adalah rasa cinta, dimana kita menjauhi perasaan 'merasa penting' dan meremehkan orang lain dalam setiap perbuatan kita, apalagi ketika kita diamanahi pekerjaan untuk 'ummat' atau ketika kita 'merasa lebih paham' dibandingkan yang lain. Sebaiknya kita bersikap flexible dimana kita tak lagi menggunakan dalih sesuai prosedur atau profesionalisme sampai lupa memberi rasa, kita bisa mencontoh Rasulullah dalam HR.Al-Buhkari No.323 berikut. Sungguh indah bukan? Suatu kebenaran juga harus disampaikan dengan cara yang baik. Baik yang dimaksud di dalam agama kita adalah baik hubungan dengan Allah, juga baik hubungan dengan sesama manusia. :)  Tulisan kedua ini berasal dari Majalah Nurul Hayat dengan Penulis

Pengalaman dan Perasaan Saya Dalam Mengajar Online Selama Wabah Corona

Beberapa hari yang lalu saya baru saja mengkoreksi nilai UTS secara online dari Google Classroom dan ternyata sangat melelahkan. Jika biasanya kalau saya mengkoreksi offline bisa memakan waktu 1-2 jam, untuk online ini saya membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam untuk 45 mahasiswa, belum lagi mahasiswa yang mengirimkan tugas dengan format landscape bukan potrait yang makin memperlambat prosesnya. Anyway , kali ini saya akan menuliskan pengalaman saya sebelum UTS dalam menjalani kelas online. Hal pertama yang akan saya bahas adalah website apa yang saya gunakan untuk mengelola kelas? Website/aplikasi pertama yang saya gunakan adalah  Google Classroom karena memang sebelum ada wabah ini saya sudah menggunakan aplikasi ini untuk membagikan material dan mengumpulkan tugas secara online seperti tugas Fisika Komputasi yang memang lebih baik dikumpulkan secara online. Jadi, ketika wabah Corona melanda dan harus belajar secara online saya sudah punya platform yang sudah beranggotakan mahas

Pengalaman Belajar Writing IELTS Task I

Seperti yang telah kuceritakan sebelumnya bahwa aku baru saja mengambil ujian IELTS di IDP Medan. Nah, sebelum ujian aku mengadakan latihan secara otodidak dengan pewaktu dari handphone lalu mendiskusikan hasilnya dengan Miss Mutia, direktur The English House Medan. Berikut ini adalah hasil diskusiku dengan Miss Mutia. Soal yang kupilih saat itu adalah soal Task I dalam bentuk tabel yang kudapatkan dari buku latihan IELTS dari Cambridge. Soal dari Buku Latihan IELTS Cambridge Lalu model jawaban yang kutuliskan dalam waktu 20 menit: The table gives information about the number of sales for four items (coffee, tea, pastries, and sandwiches) in a coffee shop daily from 7:30 A.M. to 8:30 P.M.  Overall, coffee, tea, and pastries were mostly sold in the morning (7:30-10:30), while sandwiches were purchased most at lunchtime (10:30-2:30)  As seen on the table, pastries and coffee were the two largest numbers of sales in the morning (7:30-10:30) with 275 sales and 2

Review Buku Allah Tidak Cerewet Seperti Kita

Buku ini sebenarnya adalah kumpulan ceramah dari Emha Ainun Najib (Cak Nun) yang dipilih dengan tema hakikat ajaran Islam yang sebenarnya luwes. Buku dengan tebal 238 dari Naura Publishing ini disajikan memang dengan bahasa ceramah. Awalnya saya tertarik untuk membaca buku Cak Nun ini karena mendengar ceramah beliau melalui Youtube pada zaman kampanye Pemilu 2019. Pada saat itu, saya sangat tertarik dengan cara berpikir beliau yang disampaikan dengan bahasa yang 'merakyat' begitu juga dengan yang dituliskan di dalam buku ini. Ketika mulai membuka halaman pertama, beliau menyuguhkan sebuah analogi sederhana bahwa manusia itu harus bertawakkal kepada Allah: berusaha terlebih dahulu dan dibarengi dengan doa serta menyerahkan hasil usaha tersebut kepada Allah SWT. Bahasa yang beliau gunakan sebenarnya sangat sederhana, tetapi maknanya dalam. Dan bagi saya sendiri, setelah membaca halaman tersebut, saya tergugah untuk melakukan usaha lebih atas apa yang belum didapatkan. Pa

Review Dua Buku (Januari 2020)

Tulisan ini juga diterbitkan di blog saya yang lain di heksaviolet.wordpress.com .  Tahun 2019 lalu aku banyak membeli buku online yang second hand di toko online Prelo dan Shopee. Dari beberapa buku yang kubeli tersebut, Januari 2020 ini aku menghabiskan membaca dua buku, yaitu buku ’99 Perbedaan Cara Mengelola Waktu Miliader Vs Orang Biasa’ karya Monica Anggen dan Erlita Pratiwi serta ‘Surat Dahlan’ karya Khrisna Pabichara. Kali ini aku akan mengulas kedua buku tersebut. Buku 99 Perbedaan Cara Mengelola Waktu Miliader Vs Orang Biasa; Aku beri rating 5/5 untuk buku ini, alasannya karena kata-kata yang mengalir dalam buku ini tidak klise dan benar-benar to the point. Tampilan bukunya juga menarik dengan judul tiap bab ditandai dengan tanda # dan langsung menyebutkan perbedaan Miliader dan Orang Biasa. Penjelasan yang diberikan pada tiap bab juga tidak terlalu panjang, tetapi sangat tepat menghujam ke inti permasalahan. Pada tiap bab juga diberi awal berupa pepatah atau k