Skip to main content

Struktur Manuskrip Artikel Ilmiah Untuk Jurnal Internasional (Workshop Prof. Bhesh Bhandari)

Sumber bahan yang akan dipaparkan pada artikel ini adalah dari Workshop yang diadakan di Fakultas Pertanian USU 2018 silam oleh Prof. Bhesh Bhandari (H-Indeks 59), salah satu dosen di The University of Queensland Australia, yang juga merupakan editor dari jurnal internasional, Journal of Food Engineering yang memiliki Impact Factor (IF) 4.03.

Adapun struktur dari suatu manuskrip untuk artikel ilmiah yang ingin dipublikasikan di jurnal internasional adalah:

  1. Abstrak (Abstract)
  2. Pendahuluan (Introduction)
  3. Metodologi (Methodology/Materials and Methods)
  4. Hasil dan Pembahasan (Results and Discussions)
  5. Kesimpulan (Conclusion)

Kita mulai dari abstrak. Untuk bagian ini biasanya terdiri dari 200-300 kata bergantung kepada permintaan dari jurnal yang kita pilih, oleh sebab itu memang sebaiknya sebelum menulis manuskrip, kita pilih terlebih dahulu jurnal yang ingin kita masuki.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa abstrak itu bersifat kuantitatif, artinya pada abstrak harus ada angka (kecuali pada bidang ilmu sosial atau penelitian yang memang bersifat kualitatif); inilah pembeda antara abstrak dengan kesimpulan. Adapun Isi dari abstrak adalah sebagai berikut, dimana masing-masing bagian cukup hanya 1-2 kalimat saja.

  1. Tujuan (aim/objectives). Selain tujuan, kita juga bisa menuliskan latar belakang yang singkat untuk mendukung tujuan kita.
  2. Metode yang digunakan. Pada bagian ini sebaiknya ada menggunakan angka karena abstak bersifat kuantitatif; misalkan konsentrasi atau persentase jumlah bahan.
  3. Hasil (dan boleh ada pembahasan singkat). Sama seperti pada metode, pada bagian ini juga harus ada angka.
  4. Kesimpulan; harus berbeda bahasanya dengan yang ada di bagian 'Kesimpulan'
  5. Saran (Opsional).

Satu hal lagi yang perlu diingat adalah bahwa tenses yang digunakan harus konsisten. Gambar 1 menunjukkan contoh abstrak dari Prof. Bhesh Bhandari.

Gambar 1. Contoh Abstrak Artikel Ilmiah beserta bagian-bagiannya

Pada Gambar 1 terlihat bahwa tenses yang digunakan konsisten past tense semua; memang lazimnya digunakan past tense karena penelitian ini telah selesai dilaksanakan dan kemungkinan ada hasil penelitian lain di kemudian hari yang lebih menyempurkannya kembali.

Bagian yang kedua setelah Abstrak adalah Pendahuluan (Introduction). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis abstrak sebenarnya adalah harusnya ada Gap Analysis yang menjadikan penelitian kita memiliki keterbaharuan.

Starting point-nya bisa berupa pendahuluan tentang teknik/produk/sifat-sifat dari bahan, tergantung dari judul kita dan analisis yang ingin kita buat dan yang menjadi latar belakang tulisan yang kita buat. Jadi di bagian kalimat-kalimat pertama bisa berupa kalimat-kalimat yang bersifat general untuk menunjukkan topik yang bakal dibahas secara lebih detail dan mengerucut seperti piramida terbalik pada kalimat-kalimat berikutnya, hal ini diberikan pada Gambar 2. Dimana kalimat-kalimat berikutnya mendukung topik pada paragrahp tersebut.

Gambar 2. Penyusunan kalimat pada bagian pendahuluan

Untuk dapat membuat Gap Analysis, maka kita bisa memberikan penelitian-penelitian sebelumnya dan menjelaskan apa yang belum dijelaskan untuk menegaskan kepentingan penelitian kita dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya pada bagian pendahuluan juga harus ada hipotesis kita sebanyak 1 atau 2 kalimat yang kira-kira pertanyaan pemandunya adalah kenapa kita ingin melakukan penelitian ini? Apa hasil yang kita harapkan dalam penelitian ini? Hipotesis ini nantinya dibuktikan dengan menggunakan metodologi yang tepat.

Pada Introduction juga harus ada penulisan kembali tujuan (aims) dan sub-tujuan (objectives) dari penelitian yang kita paparkan. Selain itu bisa juga kita tuliskan metodologi (opsional). Contoh Introduction yang memenuhi kriteria di atas diberikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Contoh Introduction dari Paper Prof. Bhesh Bhandari

Satu catatan penting, ketika salah seorang mahasiswa menunjukkan hasil tulisannya, pada pendahuluan dia menyebutkan bahwa salah satu bahan yang dia bahas adalah andaliman dan mahasiswa tersebut menuliskan bahwa andaliman itu bagus sebagai antioksidan, namun pada bagian hasil dan diskusi dia tidak menuliskan apapun terkait hal tersebut. Hal ini dikomentari oleh Prof.Bhesh Bhandari bahwa jika pada pendahuluan dia membuat adanya antioksidan, maka hal ini harus dijelaskan pada bagian 'hasil dan pembahasan'.

Bagian ketiga yaitu bagian Metodologi, pada bagian ini harus jelas bagian-bagian untuk bahan yang digunakan, seperti pada contoh di Gambar 3, harus juga ada berapa kemurnian bahan (purity), nama perusahaan pemroduksi bahan tersebut, atau lokasi bahan tersebut didapatkan.

Jika ada persentase bahan tersebut, maka harus juga disebutkan dengan jelas, misalkan apakah v/v, w/v, w/w. Dan jika kita memakai bahan alami seperti bawang segar, maka perlu disebutkan kandungan airnya, oleh sebab itu, dianjurkan bahan alami yang kita pakai sudah dalam bentuk solid sehingga tidak memerlukan informasi kandungan air karena informasi ini menentukan hasil penelitian. Intinya adalah informasi yang kita berikan pada metodologi mendukung hasil yang diberikan di bagian 'hasil dan pembahasan'.

Bagian berikutnya adalah bagian 'Hasil dan pembahasan'; pada bagian ini data disajikan dalam bentuk tabel atau gambar dimana hal-hal yang diletakkan di gambar harus didiskusikan.

Gambar yang disajikan pada bagian 'hasil dan pembahasan' harus jelas; jika ada perbandingan sampel dalam satu grafik, maka disarankan agar pembedanya itu bukan hanya warna, melainkan juga diberi tanda berupa simbol atau beda jenis garis (jika memungkinkan) seperti Gambar 4.

Gambar 4. Contoh grafik dengan pembeda berupa jenis garis (Sumber: Ates, et al., Powder Technology, 2014)

Jika jumlah sampel tidak begitu banyak dan memungkinkan untuk diberi langsung keterangan garis di dekat garis grafik seperti yang diberikan pada Gambar 6 (Fig-1.h) dimana keterangan garis (7 cy (1.76 eV)) lagsung diletakkan di dekat garis yang berkaitan, tanpa ada legend.

Jika sampel terlalu banyak/terlalu berdekatan dan tidak memungkinkan untuk membuat keterangan di dekat garis, maka dapat memberi keterangan huruf (a,b,c,d, dsbg) dan meletakkannya di legend seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Contoh grafik diberi keterangan huruf (a-d) pada garis dan legend untuk menghindari 'hanya penggunaan warna' untuk keterangan gambar. (Sumber: Sihombing et al., Rasayan Journal of Chemistry, 2020)

Kepentingan penggunaan pembeda selain hanya warna adalah karena kita harus meng-cover semua pembaca, seperti misalkan pembaca yang buta warna atau ketika kita memilih print hitam putih dari jurnal.

Selain itu, jika pengujian 3-5 kali maka perlu ada error bar atau standard deviasi yang diberikan pada grafik.

Satu kesalahan yang terjadi adalah pengulangan data, yaitu data yang sudah disajikan di tabel diulang lagi dalam bentuk grafik; atau data yang sudah ditampilkan di satu grafik diulang kembali di grafik berikutnya.

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah menarasikan (bukan mendiskusikan) data yang sudah dibuat dalam bentuk grafik atau tabel yang artinya mengulang kembali data.

Lalu, apa yang harus dituliskan pada bagian hasil dan pembahasan? Kita bisa menjelaskan data yang diperoleh, perbandingannya dengan hasil penelitian lain, apakah hasilnya sesuai hipotesis? lalu apa penjelasannya? (sumber: Effendy, dosen Kimia UM dalam persentasinya: Memoles sajian hasil, pembahasan, dan kesimpulan)

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh grafik yang diberikan pada Gambar 4.

Gambar 6. Contoh grafik pada bagian Hasil dan Pembahasan (Sumber: Rahayu et al., APL Materials, 2016)

Seperti yang kita lihat pada Gambar 4, data 1.h bukan dinarasikan tetapi dijelaskan: Figure 1(h) depicts the Tauc (Ahν) 2 vs. hν curves, where h is the Planck constant and ν is the photon frequency. The intercept to the x-axis yields Eg s for various samples: 2.03 (n = 7), 1.84 (n = 9), and 1.76 eV (n = 11). Eg decreases as the SILAR cycles n increases. The lowering in Eg with increasing n is attributed to the quantum-size effect—Eg decreases as the particle size increases.(Sumber: Rahayu et al., APL Materials, 2016)

Pada contoh dijelaskan tentang grafik itu menunjukkan apa (highlight ungu), darimana datangnya angka tersebut (highlight biru), dan hasil perbandingannya menunjukkan apa, lalu kenapa bisa didapatkan hasil seperti itu (highlight hijau).

Bagian terakhir dari suatu manuskrip artikel ilmiah adalah kesimpulan. Perbedaan yang paling mendasar antara kesimpulan dan abstrak adalah kesimpulan bersifat kualitatif, artinya kita tidak mengulang lagi menuliskan data (berupa angka, kecuali memang diperlukan) yang ada pada hasil dan pembahasan.

Jumlah kesimpulan maksimal adalah dua paragraf dimana pada bagian ini terjawab tujuan (aims), tersimpulkan hasilnya dan ada rekomendasi untuk penelitian lanjutan. Contoh dari kesimpulan diberikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Contoh penulisan kesimpulan dari Prof. Bhesh Bhandari.

Satu hal yang dikatakan oleh Prof.Bhesh Bhandari bahwa sebagai editor yang mendapat banyak manuskrip di mejanya, dia membaca detail pada bagian Abstrak lalu membandingkannya dengan kesimpulan. Selanjutnya bagian lainnya dibaca secara skimming (baca cepat untuk mendapatkan gagasan umum yang diberikan penulis).

Oleh karena itu, untuk dapat diterima oleh suatu jurnal internasional yang memiliki IF yang tinggi, kita harus memperhatikan yg utama bagian abstrak dan kesimpulan; meskipun bagian lain tidak kalah penting.

Demikianlah struktur dari suatu manuskrip yang baik untuk dapat diterima oleh Jurnal Internasional. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah ketika ingin men-submit manuskrip kita, maka pastikan bahwa tema penelitian pada manuskrip kita sesuai dengan scope dari jurnal tersebut. 

Comments