Tahun 2020 ini aku kembali bertarung dengan jerawat dan teman-temannya. Semenjak tidak lagi menggunakan skincare dari salah satu klinik, jerawat seperti biasa kembali lagi bermunculan. Lalu apa upaya yang sudah kulakukan?
Serum Niacinamide Everwhite (Sumber: Female Daily) |
Pada awalnya aku masih menggunakan susu pembersih dan sabun pembersih dari klinik kecantikan tersebut. Namun, mungkin karena sugesti dari diriku sendiri yang menganggap bahwa kalau aku tidak pakai krim apapun maka kulit akan kusam maka setiap aku memandang cermin, aku memang merasakan hal itu. Tambahan lagi bagian keningku banyak muncul jerawat satu per satu.
Akhirnya, aku pun meminta pendapat seorang teman yang kulitnya cerah. Dia memakai 'Sabun Arab'. Memang aku pernah pakai sabun itu juga sebelumnya, tetapi entah mengapa aku justru merasa setiap kali memakai sabun itu akan muncul whitehead yang susah untuk matang dan ukurannya cukup besar. Namun, aku berpikir apa salahnya aku mencoba lagi. Temanku itu pun menyarankan bahwa selain sabun tersebut aku bisa memakai air mawar setelahnya agar kulit tidak terasa kering. Temanku memberikan satu Sabun Arab secara gratis saat itu untuk kucoba.
Lalu, perjalanan skincare terbaruku pun dimulai, aku hanya mencuci wajah dengan sabun tersebut, setelahnya aku menyemprotkan air mawar sebagai pelembabnya. Sunscreen yang kupakai adalah dari Some-By-Mi yang berwarna hijau yang kubaca katanya bagus untuk kulit sensitif yang setelahnya kutimpa dengan bedak tabur Ponds (sunscreen dan bedak hanya jika aku keluar rumah). Setiap minggu aku pun memakai masker Aztec dengan tambahan cuka apel.
Bagaimana hasilnya? Aku tidak tahu ya dari produk-produk tersebut mana yang menyebabkan banyaknya beruntusan, yang jelas banyak sekali bruntusan di bagian kening hingga samping mata (yang paling parah di samping mata); ditambah lagi di bagian pipi yang biasa ketutup hijab juga timbullah jerawat-jerawat lama (bagian ini memang berjerawat dari SMA). Namun, memang kulitku menjadi lebih cerah (sepenglihatanku). Aku juga tak tahu apakah ini adalah 'efek tidak lagi memakai skincare klinik yang biasa membuat kulitku kinclong' (meski tetap berjerawat satu-satu).
Akhirnya aku curhat dengan temanku yang lain dan dia memberikan link klinik perawatan wajah dari Dealjava, dia menyarankan untuk mencoba facial-nya saja dulu jadi ketahuan cocok atau tidak cocoknya. Temanku bilang kalau mau ke klinik perawatan wajah coba perawatannya saja, tidak usah sampai memakai skincare klinik karena takutnya bisa tidak cocok ke kulit atau bisa ada efek 'kalau tidak dipakai kondisi kulit jadi lebih parah'.
Aku pun mencoba salah satu perawatannya yang meng-klaim membersihkan komedo tanpa pencet; aku tertarik bukan karena itu saja, tetapi lebih karena aku merasa mungkin kulitku sudah terpapar banyak bahan kimia sehingga harus dibersihkan dahulu bahan kimia tersebut. Nah, terapis di klinik tersebut sangat ramah dan cantik, kami banyak cerita-cerita. Dia berpikir aku memakai krim pemutih karena dia melihat kulitku cerah (berarti efek Sabun Arab tersebut memang benar adanya), namun dia heran banyaknya beruntusan di bagian kening. Terapisnya menyarankan seharusnya aku memilih facial yang komedonya dipencet saja sehingga bisa bersih beruntusannya. Terapisnya pun mengatakan bahwa jika rutin facial maka kulit kita bisa membaik karena rutin dibersihkan.
Selanjutnya aku tetap pakai skincare yang sama (Sabun Arab, Air Mawar, Sunscreen, Bedak Ponds, Masker Aztec) dan whitehead yang ada di bagian pipi kiri justru semakin membesar namun tidak ada matanya hingga tidak bisa dipencet. Ditambah lagi kelas online yang menyebabkanku bekerja siang-malam mempersiapkan bahan kuliah. Entah karena kestresan atau skincare yang salah, jerawat pun tumbuh subur, pipi kiri juga timbul jerawat besar, meradang, tetapi tidak bermata. Jerawat itu sangat gatal namun seakan tak mau hilang dari wajahku. Oh iya, saat itu juga aku suka memakan kurma yang manis. Jadi, aku juga tak tahu apa karena adanya kandungan gula-gulaan di kurma yang menyebabkan hal ini. Dulu aku juga mengkonsumsi sari kurma dan memang aku merasa timbul jerawat ketika mengkonsumsinya, namun aku tak tahu pasti apakah memang manisnya kurma penyebabnya.
Akhirnya aku dengan stress mengadakan pencarian di internet tentang jerawat, aku merasa harus menukar skincare agar kulitku tidak semakin parah. Mungkin Sabun Arab tidak cocok untuk kulitku yang berminyak namun sensitif karena kandungan pewarna dan pewanginya yang sangat menyengat. Akhirnya dari satu blog aku mendapati ada review sabun alami yang tanpa pewangi, sabun itu berbentuk batang, sama seperti Sabun Arab, aku pun tersugesti untuk membeli. Setelah menelusuri IG-nya, akhirnya aku membeli dari Shopee.
Perjalanan skincare yang terbaru pun dimulai, sabun yang kugunakan setelahnya adalah sabun alami tersebut, whitehead yang tadinya tidak hendak beranjak pun mulai matang dan akhirnya bisa dikeluarkan. Namun karena kandungan karbon di dalamnya yang benar-benar karbon hitam aku merasa beberapa serbuknya tertinggal di kulitku, akhirnya aku mencoba sabun alami yang ada kandungan kunyitnya, namun jerawatnya tidak membaik bahkan pada beberapa area aku merasa ada tambahan jerawat. Akhirnya aku mencoba sabun yang dari susu kambing dan merasakan adanya perbaikan, bahkan jerawat besar, yang meradang berminggu-minggu, sudah mematang dan dapat dikeluarkan. Saat itu aku juga sudah tidak mengkonsumsi kurma. Jadi aku benar tidak tahu penyebab jerawatnya yang mana.
Nah, pada saat aku hanya memakai sabun susu kambing sebagai pembersih wajah, aku juga pergi ke dokter kulit di klinik yang kemaren aku datangi bersama temanku, saat itu masih ada jerawat meradang di pipi sebelah kanan (dan gatal), lalu dokternya menanyakan dulu aku ingin pengobatan dengan penggunaan skincare dari klinik atau tidak. Aku katakan aku tak mau memakai skincare apaun hanya perawatan saja (saat itu sudah tidak ingin memasukkan bahan-bahan kimia ke kulitku lagi) dan dengan tanpa basa-basi aku katakan saja aku takut ada 'efek ketagihan' hahahaha, ya untungnya dokternya baik (dan menjaga nama baiknya juga kan) jadi dia menjelaskan dengan tenang tentang sebenarnya 'efek ketagihan' itu tidak seperti yang kupikirkan. Tetap saja kami hanya ingin perawatan tanpa tambahan skincare.
Singkat cerita, aku pun melakukan janji temu untuk treatment Laser+Facial khusus jerawat beberapa kali. Saat itu aku juga mengganti sabun menjadi JF Sulfur yang facial foam dan tidak lagi menggunakan air mawar, sedangkan yang lainnya aku pakai seperti biasa (sunscreen dan bedak). Hasilnya? Setelah dua kali treatment tersebut, jerawat meradang dan gatal yang berada di pipi kananku tidak lagi timbul, begitu juga bakal jerawat di pipi kanan dan kiri juga tidak lagi terasa karena biasanya pada dia bagian itu akan timbul bakal jerawat yang cukup banyak. Bruntusan di bagian sebelah mata pun perlahan menghilang. Kali ini aku tidak lagi memakan kurma.
Namun, karena aku suka menonton Youtube tentang skincare aku pun teracuni untuk membeli sheet mask, toner, pelembab dan akhirnya aku coba sheet mask dari Etude House, toner dari Simple Kind to Skin dan Aloe Vera Gel dari The Saem. Nah, muncullah jerawat setelah 3 minggu treatment yang aku rasa berasal dari salah satu skincare yang aku beli tersebut, aku menduga itu sheet mask nya yang tidak cocok. Namun, aku tetap saja teracuni untuk membeli sheet mask dengan merek lain.
Satu hal yang positif yang kudapatkan adalah penggunaan Aloe Vera dari The Saem ini ternyata bisa membantuku meredakan jerawat meradang (akibat sheet mask) jika aku cocol ke jerawat tersebut, aku berinisiatif untuk mencocolnya karena aku merasakan ada sensasi dingin ketika memakainya; juga, aku tersugesti dengan cerita Suhay Salim bahwa gel Aloe Vera yang cocok di dia (Nature Republic) bisa meredakan bruntusan.
Jadi, aku langsung membeli The Saem dengan ukuran besar, hahahahaha, begitu juga dengan tonernya karena aku merasa tonernya kandungan kimianya sedikit jadi mungkin tidak masalah. Namun, setelah aku menonton Youtube dari seorang dermatologist dr.Liv, aku mendapati ternyata sheet mask, toner, eye cream, day cream (tanpa sunscreen) itu tidak diperlukan kulit wajah dan hanya salah satu bisnis kosmetik saja. Jadinya aku pun merasa rugi kenapa aku harus membeli itu toner dan sheet mask, huhuhu. Kalau kalian ingin menonton video dr.Liv tentang hal ini, bisa klik disini.
Akhirnya aku pun tidak lagi menggunakan sheet mask-nya karena sepertinya memang itu yang menyebabkan jerawat. Sekarang skincare-ku menjadi: JF Sulfur Facial Foam, Gel Aloe Vera malam hari sebelum tidur, toner selepas mencuci muka, sunscreen dan bedak kalau mau berpergian. Dan sepertinya aku tidak cocok dengan masker Aztec + Cuka Apel karena sesudah pemakaian tumbuh jerawat satu (yang bekasnya masih ada sampai sekarang, huhuhu); sedangkan, Laser + Facial tetap kujalani. Namun sepertinya laser ini bukan untuk untuk jerawat beruntusan, melainkan jerawat meradang yang besar sehingga aku merasa bruntusanku tidak begitu berkurang dengan laser, sepertinya hanya dengan facial saja dibersihkan sudah hilang (meski nanti timbul lagi, tetapi lama kelamaan menjadi membaik).
Aku pun menonton dr.Liv lagi dan aku mendapati saran dari beliau untuk tetap memakai sunscreen setiap hari meski di rumah saja dan sebaiknya memakai serum sebelumnya. Aku pun membeli serum dari klinik saja (karena aku cek sudah ada BPOM dan komposisinya bagus). Lalu tiap hari aku pakai serum+sunscreen setelah cuci muka dan pakai toner selama lebih kurang seminggu lebih. Hasilnya? jerawat bruntusan tumbuh di area pipi bawah.
Namun, karena aku suka menonton Youtube tentang skincare aku pun teracuni untuk membeli sheet mask, toner, pelembab dan akhirnya aku coba sheet mask dari Etude House, toner dari Simple Kind to Skin dan Aloe Vera Gel dari The Saem. Nah, muncullah jerawat setelah 3 minggu treatment yang aku rasa berasal dari salah satu skincare yang aku beli tersebut, aku menduga itu sheet mask nya yang tidak cocok. Namun, aku tetap saja teracuni untuk membeli sheet mask dengan merek lain.
Satu hal yang positif yang kudapatkan adalah penggunaan Aloe Vera dari The Saem ini ternyata bisa membantuku meredakan jerawat meradang (akibat sheet mask) jika aku cocol ke jerawat tersebut, aku berinisiatif untuk mencocolnya karena aku merasakan ada sensasi dingin ketika memakainya; juga, aku tersugesti dengan cerita Suhay Salim bahwa gel Aloe Vera yang cocok di dia (Nature Republic) bisa meredakan bruntusan.
Jadi, aku langsung membeli The Saem dengan ukuran besar, hahahahaha, begitu juga dengan tonernya karena aku merasa tonernya kandungan kimianya sedikit jadi mungkin tidak masalah. Namun, setelah aku menonton Youtube dari seorang dermatologist dr.Liv, aku mendapati ternyata sheet mask, toner, eye cream, day cream (tanpa sunscreen) itu tidak diperlukan kulit wajah dan hanya salah satu bisnis kosmetik saja. Jadinya aku pun merasa rugi kenapa aku harus membeli itu toner dan sheet mask, huhuhu. Kalau kalian ingin menonton video dr.Liv tentang hal ini, bisa klik disini.
Akhirnya aku pun tidak lagi menggunakan sheet mask-nya karena sepertinya memang itu yang menyebabkan jerawat. Sekarang skincare-ku menjadi: JF Sulfur Facial Foam, Gel Aloe Vera malam hari sebelum tidur, toner selepas mencuci muka, sunscreen dan bedak kalau mau berpergian. Dan sepertinya aku tidak cocok dengan masker Aztec + Cuka Apel karena sesudah pemakaian tumbuh jerawat satu (yang bekasnya masih ada sampai sekarang, huhuhu); sedangkan, Laser + Facial tetap kujalani. Namun sepertinya laser ini bukan untuk untuk jerawat beruntusan, melainkan jerawat meradang yang besar sehingga aku merasa bruntusanku tidak begitu berkurang dengan laser, sepertinya hanya dengan facial saja dibersihkan sudah hilang (meski nanti timbul lagi, tetapi lama kelamaan menjadi membaik).
Aku pun menonton dr.Liv lagi dan aku mendapati saran dari beliau untuk tetap memakai sunscreen setiap hari meski di rumah saja dan sebaiknya memakai serum sebelumnya. Aku pun membeli serum dari klinik saja (karena aku cek sudah ada BPOM dan komposisinya bagus). Lalu tiap hari aku pakai serum+sunscreen setelah cuci muka dan pakai toner selama lebih kurang seminggu lebih. Hasilnya? jerawat bruntusan tumbuh di area pipi bawah.
Selanjutnya aku banyak memakai produk-produk skincare yang lain yang dapat dengan mudah aku beli dari Shopee, seperti clay mask dari Innisfree dan banyak lainnya. Namun, semuanya tidak memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, aku juga mencoba berbagai perawatan wajah dari berbagai klinik di Kota Medan yang memberikan diskon untuk facial. Salah satu klinik yang menurutku bagus untuk peeling-nya adalah Klinik Beautify di Medan (aku datang ke cabang di daerah Gaperta), karena setelah menjalani ultrapeel, aku merasa bekas jerawatku memudar dengan baik.
Dan, karena aku merasa bahwa aku harus menghabiskan skincare yang belum aku pergunakan, maka aku memakai serum klinik sebelumnya (Flawless Beauty Clinic, Medan) yang ada kandungan Niacinamide nya, dan entah mengapa sekarang menjadi cocok! apakah karena kulitku sudah di-peeling? Oh ya, aku juga memakai toner dari salah satu klinik kecantikan lainnya, lalu ketika keluar rumah, aku memakai Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion SPF 33 dengan warna Perle, dan Tara!!! kulitku tidak berjerawat lagi!
Akhirnya aku menemukan sesuatu yang cocok dengan kulit wajahku! Namun, serumnya sudah habis dan aku sangat malas untuk pergi ke klinik tersebut karena lokasinya yang agak jauh dari rumahku. Dan akhirnya aku mencari serum Niacinamide lainnya, dan mendapati Everwhite Niacinamide Brithening Serum dan cocok sampai sekarang! Ketika malam, sebelum mencuci wajah, aku akan membersihkan wajah dengan Micellar Water dari Nivea atau merk lainnya, setelahnya mencuci wajah dengan Cethaphil (yang sekarang aku pakai yang brithening), lalu aku pakai serum Everwhite dan Krim malam Cethaphil brithening, paginya aku hanya memakai everwhite dan Cushion Somethinc yang sudah ada kandungan sunscreen nya. Alahamdulillah jerawatku tidak lagi tumbuh subur seperti dahulu. :)
senengnya klo udah bebas jerawat
ReplyDeleteiya, niacinamide kayaknya yang ngefek
Delete