Skip to main content

Catatan Ceramah : Tiga Akar Dosa

Ceramah kali ini didapatkan dari Zikir Akbar yang diadakan setiap minggu ke-2 di Mesjid Agung (kali ini pada 8 Oktober 2017). Selain zikir dan shalat tasbih, ada juga tausiyah yang dibawakan seorang alim ulama yang sudah bergelar profesor (Maaf, aku lupa mencatat namanya)



Baiklah, langsung saja kita diskusikan hasil ceramahnya, yaitu tentang tiga akar dosa. Nah, sebelum membahas tentang akar-akar dosa tersebut, baiknya kita mengetahui salah satu penyebab ketidaktenangan dalam hidup ini, yaitu dosa. Dosa seperti sebuah titik hitam, orang yg berbuat dosa akan gelisah dan tidak bahagia. Serta sebaliknya, jika orang berbuat baik, maka dia akan terlihat tenang dalam hidup. Namun, jangan khawatir dengan dosa-dosa kita yang telah lalu, karena Allah memberikan kesempatan pada seluruh manusia untuk bertaubat dengan cara menyadari segala kesalahan yang sudah diperbuat, berdoa memohon ampun kepada Allah, serta menghentikan dosa tersebut dan tidak melakukannya kembali.
  
Ada tiga akar dosa, yang disebutkan dalam hadist Rasulullah SAW, yaitu sombong, serakah, dan dengki. Berikut ini hadist-nya,
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hati terhadap keangkuhan, karena keangkuhan menjadikan iblis enggan bersujud kepada Adam, dan hati-hatilah terhadap tamak (rakus), karena ketamakan mengantar Adam memakan buah terlarang, dan berhati-hatilah terhadap iri hati, karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil) salah seorang di antaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati.” (HR Ibn Asakir melalui Ibn Mas’ud). (sumber: http://eralistyorini.blogspot.co.id/2015/02/tiga-akar-dosa.html)
  • Sombong. Di dalam suatu hadist, Rasulullah mengatakan bahwa ada 2 tanda-tanda  kesombongan, yaitu suka menentang kebenaran dan suka memandang remeh orang lain. Perilaku inilah yang menghantarkan iblis keluar dari surga dan memasuki neraka. Solusinya adalah dengan mengganti kesombongan dengan sifat tawadhu atau rendah hati. Satu hal yang sering disalahartikan, seseorang terkadang dikatakan sombong ketika berpakaian yang indah (mungkin terlihat mahal) ketika pergi ke mesjid. Padahal, Allah itu Maha Indah dan suka dengan keindahan. Maka, untuk beribadah kita harus berpakaian yang bersih dan indah. Jadi, hal tersebut bukanlah bentuk dari kesombongan, tetapi kesombongan itu yang seperti dikatakan oleh Rasulullah di atas.
"dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, Maka ia banyak berdoa." (Q.S. Fushilat:51)
  • Serakah atau merasa tak pernah cukup. Seperti yang disebutkan di hadist di atas, sifat inilah yang menghantarkan nenek moyang kita (Nabi Adam dan Hawa) keluar dari surga. Kebalikan dari sifat ini adalah qana'ah atau merasa cukup, yang artinya selalu bersyukur kepada Allah. 
  • Dengki. Dengki itu berbeda dengan iri, perbedaannya adalah bahwa oarng yang dengki akan selalu berusaha mencelakakan orang lain yang dibencinya, hal inilah yang terjadi pada kisah Habil dan Qabil hingga terjadinya pembunuhan pertama di muka bumi. Dengki itu berbeda dengan iri. Rasulullah mengatakan bahwa kita boleh saja iri untuk dua hal, yaitu kepada orang yang berilmu dan iri dengan orang yang bersedekah banyak (hanya dua itu saja ya). 
Selain ceramah tentang tiga akar dosa tersebut, penceramah juga bercerita tentang Jenderal Sudirman. Pada suatu ketika Jenderal Sudirman dan beberapa pasukannya yang tengah melakukan perjalanan harus berpapasan dengan tentara Belanda, sedangkan kala itu mereka dalam keadaan yang tidak siap untuk bertempur. Tetapi, Jenderal Sudirman pun menyuruh pasukannya untuk menepi dan berzikir kepada Allah. Ternyata, ada seorang pengkhianat yang ingin mencelakakan Jenderal Sudirman, pengkhianat ini pun mendatangi tentara Belanda tersebut dan memberitahukan (bahkan mengantarkan) tentara Belanda tersebut ke tempat Jenderal Sudirman. Pengkhianat itu pun menunjuk ke Jenderal Sudirman dan mengatakan, "Dialah orang yang kalian cari-cari! Dialah Jenderal Sudirman!" Namun, Allah telah menutup penglihatan para tentara tersebut hingga mereka tidak percaya orang yang ditunjuk pengkhianat tersebut adalah Jenderal Sudirman. Para tentara pun merasa bahwa sang pengkhianat tersebut telah berbohong hingga akhirnya pengkhianat tersebutlah yang dibunuh oleh tentara tersebut. Masya Allah!! Pasukan Beliau yang lain merasa heran melihat kejadian ini hingga mereka meminta resep rahasia beliau, ternyata beliau mengatakan ada tiga resepnya, yaitu, tidak putus wudhu, shalat di awal waktu, dan bekerja ikhlas karena Allah.
  
Demikianlah, dalam hidup ini sebaiknya kita terus berlomba-lomba dalam kebaikan karena kebaikan-kebaikan itulah yang akan menemani kita di alam kubur, bagaimana pun keadaan kita. Allah senang dengan orang kaya yang dermawan, tetapi Allah lebih senang dengan orang miskin yang dermawan. Allah benci orang sombong, tetapi Allah lebih benci orang sombong yang miskin. Semoga kita menjadi orang yang mati dalah khusnul khotimah, aamiin.

  

Comments