Skip to main content

Tabligh Akbar 1 Muharram 1439 H: Menjadi Muslimah Sholihah dan Sehat

Satu Muharram 1439 H kali ini diisi dengan sebuah kajian menarik yang diadakan di Mesjid Dakwah USU. MasyaAllah sangat banyak orang yang mengunjungi kajian ini. Dakwah memang sangat berkembang dengan baik di Kota Medan sepertinya, Alhamdulillah. Semoga keadaan ini bisa meningkat lagi di kemudian hari.


Dua nikmat yang sering diabaikan manusia, yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang

Baiklah, isi kajiannya meliputi peringatan akan dua nikmat yang banyak manusia tertipu yaitu kesehatan dan waktu luang. Kebanyakan dari kita sering lupa akan kedua nikmat tersebut hingga hidup kita kadang terasa hambar, apalagi jika kita tidak mempunyai cita-cita hidup yang jelas.  Hidup sepertinya berjalan begini-begini saja: Sekolah, kuliah, kerja, nikah, punya anak, menjalani hari tua, dan akhirnya meninggal. Apalagi jika pada salah satu step tersebut kita mengalami hambatan, rasa percaya diri dan gairah hidup pun kadang bisa menurun.

Nah, ternyata salah satu penyebab kehambaran hidup itu ternyata bukan hanya kita tidak punya tujuan hidup atau cita-cita yang jelas, tetapi juga karena kita sering lalai akan kedua nikmat tersebut. Oleh karena itu, jika kita ingin hidup kita terasa lebih bermakna dan berkah adalah dengan mensyukuri nikmat Allah, termasuk kedua nikmat yang disebutkan di atas (kesehatan dan waktu luang) dan menggunakannya untuk beramal. Walaupun definisi sukses akan berbeda-beda bagi masing-masing orang, tetapi salah satu tanda kesuksesan umat muslim adalah jika orang tersebut mampu menggunakan kesehatan dan waktu luang untuk menaati Allah. Dan definisi orang yang gagal dalam Islam (atau orang yang tertipu) adalah orang yang tidak mampu menggunakannya dalam rangka menaati Allah. Agar kita mendapatkan keberkahan dalam kesehatan dan waktu luang, maka kita dianjurkan untuk selalu berdoa agar kita dapat terus istiqamah dan diberikan kenikmatan untuk terus berdzikir, serta meningkatkan kualitas ibadah. Karena sebenarnya Allah menginginkan kita beribadah secara maksimal saat kita sehat.

Salah satu cara untuk terus meningkatkan ibadah kita kepada Allah yaitu dengan membuat tujuan dan target ibadah. Target tersebut ditujukan untuk diri sendiri dan kalau bisa memang sebaiknya tidak diberitahukan oleh banyak orang agar menghindari riya (suka dipuji). Mengenai perilaku riya ini, kita harus selalu berhati-hati karena memang perilaku ikhlas itu sangat sulit dicapai. Salah seorang ulama mengatakan bahwa perkara yang paling berat dilakukan adalah ikhlas. Walau sudah berusaha menepis rasa riya, tetapi setan makin berusaha untuk menggoda.

Selain dengan membuat target, kita juga harus mengingat rukun ibadah, yang meliputi:

  • Mahabbah (cinta kepada Allah)
  • Rasa takut akan nikmat yang diberikan Allah 
  • Bersedia berletih-letihan untuk beribadah hingga ke Jannah.
  • Mengagungkan Allah dan menghinakan dirinya di hadapan Allah.
Kita juga harus ingat bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang panjang umurnya dan bagus amalnya. Orang yang dapat menggunakan umurnya yang panjang untuk beribadah bisa mengungguli pahala orang yang mati syahid. Oleh karena itu kita harus selalu menggunakan waktu sehat untuk beribadah dan berbuat kebaikan baik di kala sendiri maupun disaat ada banyak orang.

Salah satu amalan yang dapat dilakukan dengan pahala melimpah yaitu datang ke kajian, dalam hadist dikatakan itu seperti menunaikan ibadah haji.

من غدا إلى مسجد لا يريد إلا أن يتعلم خيرا أو يعلمه ، كان له كأجر حاج ، تاما حجته
Barangsiapa yang pergi ke masjid, tidaklah diinginkannya (untuk pergi ke masjid) kecuali untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarkan kebaikan. Maka baginya pahala seperti orang yang melakukan haji dengan sempurna.
(Dikatakan syekh al Albaaniy dalam shahiih at targhiib: “Hasan Shahiih”)
(sumber: Blog Abu Zuhriy)
Bagaimana jika kita sibuk sehingga tidak dapat melakukan suatu amalan, misalkan datang ke kajian keilmuan? Jika demikian, maka niatkan kesibukan kita itu untuk beribadah kepada Allah. Seperti yang disebutkan pada hadist berikut,

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وأبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan[1])tergantung niatnya[2]). Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya[3]karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaaburi di dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang). (sumber: Al-Hakam.net)
Begitu juga dengan orang-orang yang memiliki banyak waktu luang, tetapi dalam kondisi tidak begitu sehat. Maka, jika terhalang untuk pergi ke kajian atau melakukan beberapa amal, bisa dengan niat menggantinya dengan amalan lain. Beberapa amalan dapat dengan mudah kita lakukan untuk menghapus dosa kita, yaitu dengan memperbanyak istighfar. Selain itu, kita juga harus melakukan taubat nasuha agar Allah mengampuni dosa-dosa kita. Ingatlah, bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Allah selalu menutupi dosa-dosa kita dan masih memberikan nikmatnya kepada kita. Kita harus selalu bersyukur dan beristighfar kepada Allah.

Ibnul Jauzi salah satu ulama selalu berdoa, "Ya Allah, panjangkanlah umurku dan tambahkanlah ilmuku", walaupun beliau sudah berumur 60 tahun. Dari sini, kita dapat belajar untuk meniru ulama kita tersebut, yaitu terus semangat untuk belajar pada umur berapapun dan selalu berdoa kepada Allah agar diberi taufik dan hidayat untuk mendapatkan ilmu.

Akhir kata, kita harus selalu ingat bahwa umur yang Allah berikan kepada anak Adam sebenarnya hanya berkisar 60-70 tahun. Oleh sebab itu, kita harus berusaha untuk mensyukuri nikmat Allah berupa kesehatan dan waktu luang dengan sebaik-baiknya.

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara
(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
(5) Hidupmu sebelum datang matimu.
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya 4: 341. Al Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim namun keduanya tidak mengeluarkannya. Dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadits ini shahih) (Sumber : https://rumaysho.com/5022-manfaatkanlah-5-perkara-sebelum-menyesal.html)

Comments