Skip to main content

The Trip (090816): Shifen Old Street and Jiufen Old Street (1)

Sudah menjadi niatku untuk mengunjungi beberapa tempat-tempat di Taiwan sebelum kembali ke tanah air, Indonesia. Tempat wisata yang kupilih pun merupakan tempat wisata yang sangat berbeda dengan tempat wisata di Indonesia, yaitu yang mengandung unsur budaya setempat. Akhirnya tempat yang kupilih yaitu Jiufen Old Street yang terletak di New Taipei City, Taiwan.

Kota ini merupakan kota yang menjadi tempat syuting film, A City of Sadness (1989), sebuah film sejarah oleh  Hou Hsiao-Hsien, yang pernah memenangkan penghargaan Golden Lion pada Venice Film Festival dan beberapa penghargaan lainnya. Selain itu, kota Jiufen ini juga menjadi background untuk film animasi Jepang, Spirited Away. Aku menjadi sangat tertarik untuk dapat mengunjungi daerah ini,  salah seorang temanku pun mengatakan juga tertarik dengan tempat ini. Lalu, kami pun menyusun jadwal dan memesan hotel untuk dapat berkeliling di tempat tersebut.


Film animasi Jepang yang mengambil latar belakang kota Jiufen


Kota ini terletak di daerah pegunungan distrik Ruifang, New Taipei City, dekat dengan daerah Keelung. Untuk mencapai daerah ini, aku dan temanku (Kak Herta N.Sipayung) menuju Ruifang Train Station langsung dari Taichung (tempat tinggal kami), kereta ini hanya muncul satu kali dalam satu hari pada pukul 07.21 A.M. Untuk itu kami pun bergegas pergi dari asrama kami ke stasiun kereta dan syukurnya kami masih bisa mendapatkan kereta. Namun, kereta api yang kami naiki merupakan kereta api lokal, sehingga di dalam kereta kami bolak-balik berpindah tempat duduk hanya untuk mendapatkan tempat duduk yang nyaman dan duduk hanya berdua. 

Ruifang Station dengan lentera indah
Dari stasiun Ruifang, sebenarnya kita bisa berpergian ke banyak daerah wisata di sekitar New Taipei City, seperti Houtong Cat Village dan Shifen Old Street. Dan bagi para wisatawan yang kehausan, stasiun ini juga menyediakan dispenser untuk mengisi botol minum, suatu hal yang sangat kami senangi karena kami tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli minuman. Stasiun ini juga dihiasi dengan berbagai lentera berwarna-warni yang merupakan salah satu simbol kebudayaan setempat. Setelah puas memandangi dan merasakan fasilitas stasiun kereta tersebut. Kami pun segera bertanya kepada petugas setempat arah kereta yang menuju Shifen Old Street. 

Sambil menunggu kereta datang, kami memandangi kembali berbagai interaksi manusia di stasiun tersebut, ada banyak turis yang kelihatannya merupakan turis dari Jepang. Walaupun hari itu adalah hari kerja (Rabu), namun turis ternyata sangat banyak dan dapat dikatakan padat padahal kami sengaja memilih waktu kerja hingga Kak Herta ijin dari penelitian karena ingin menghindari kepadatan. Di sepanjang perjalanan, kami melihat turis-turis tersebut memegang karcis kereta yang berbeda dengan karcis kami, dan setelah kami selidiki ternyata karcis tersebut adalah karcis kereta untuk seharian berkeliling ke berbagai daerah wisata di sekitar tempat itu.

Salah satu pemandangan di Shifen Old Street yang kusuka
Toko yang menjual snack tradisional
Stasiun Shifen pun telah terbentang di hadapan kami, rel-rel kereta api tua yang dihiasi dengan toko lentera di kanan-kirinya. Tampak penjual-penjual lentera menawarkan dagangan yang sangat khas dari daerah ini, yaitu aktivitas menulis dan menerbangkan lentera. Para pengunjung dapat menikmati aktivitas ini dengan membayar lentera mulai dari 100 NTD. Selain itu, pinggiran jalan juga dipenuhi dengan toko-toko yang menjual berbagai aksesoris khas Taiwan dan yang paling unik adalah lentera kecil dengan harga satuan 50 NTD. Kak herta juga membeli kartu pos untuk dikirim ke Indonesia (meski aku tak yakin kartu pos tersebut bakal sampai ke Indonesia). Namun, aktivitas tersebut juga sangat menyenangkan. Harga kartu pos yang ditawarkan adalah 30 NTD. Hal lain yang menjadi favoritku ketika menyambangi semua tempat di Taiwan adalah mengumpulkan stempel di buku stempel.

Aktivitas menerbangkan lentera harapan

Kak Herta mengirim kartu pos, moga sampai ya Kak, :)

Aktivitas favoritku: mengumpulkan stempel
Old Street yang terletak di daerah Pingxi tersebut awalnya dibangun pada masa pendudukan Jepang sebagai tempat transportasi batu bara menuju ke daerah pedesaan. Dan saat ini dimanfaatkan sebagai tempat wisata, bahkan setahun sekali juga diadakan festival lentera di tempat ini. Kami pun menikmati pemandangan unik stasiun tersebut sambil berfoto-foto ria. Selain itu, kami menyambangi jembatan yang masih terletak di stasiun tersebut sekedar untuk berfoto. 

Pemandangan dari atas jembatan
Kak herta menjadi our model of the day, :))
Tujuan kami selanjutnya adalah Shifen Waterfall yang katanya terletak tak jauh dari stasiun. Kami pun berjalan mengikuti arahan yang diberikan oleh Google Maps, namun sepertinya air terjun itu belum juga menunjukkan tanda-tanda keberadaannya hingga seorang supir taksi menawarkan tumpangannya kepada kami dengan bayaran 50 NTD/orang. Dan ternyata letak air terjun tersebut cukup jauh dari stasiun, jika kami memutuskan untuk berjalan kaki tadi, pasti kami sudah hampir pingsan di tengah jalan.
akhirnya kami sampai di gerbang menuju air terjun, gratis :)

Salah satu pemandangan di jalan menuju air terjun, tapi aku juga masih bingung, ini beneran masih berfungsi sebagai tempat transportasi tambang batu bara atau hanya simulasi

Sebelum mencapai air terjunnya, kami harus berjalan agak masuk ke dalam. Disini, Aku sangat mengagumi keseriusan pemerintah daerah di Taiwan dalam mengelola alamnya karena penataan daerah wisata ini sangat bagus hingga setiap inchi daerah dimanfaatkan dan dihias dengan sebaik-baiknya, walaupun kita tak perlu membayar uang masuk ke daerah ini, namun fasilitas yang disediakan sangat lengkap, toiletnya juga sangat bersih dan didesain unik. Salah satu hal yang perlu dicontoh untuk diterapkan di Indonesia. 

Potret air terjun Shifen dari salah satu sudut
Air terjun dengan tinggi 20 meter itu pun akhirnya tersaji di depan mata kami. Kami terus berjalan menyusuri jalanan khusus wisatawan demi mendapatkan sudut foto yang bagus. Namun, air terjun tersebut tidak dapat didekati dari jarak yang sangat dekat hingga wisatawan harus puas berfoto dari pinggirannya saja. Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan air terjun di daerahku, Sumatera Utara, Sipiso-piso misalnya, pengunjung bahkan bisa mandi di bawahnya. Kami mengerti hal ini dikarenakan tingkat keamanan yang sangat tinggi dari pemerintah setempat.

Pulangnya kami membeli minuman khas Taiwan Bubble Milk Tea dan menikmatinya di sebuah ayunan. Rute perjalanan kami selanjutnya adalah Jiufen Old Street hingga kami harus kembali ke stasiun Ruifang kembali.

Perjalanan ini tersangat sangat berkesan dan penuh petualangan. Untuk teman-teman yang berminat menyambangi daerah ini, berikut ini ada saran dari situs guidetotaipei:

  • Dari Taipei Main Station, ambil kereta ke utara (northbound train) menuju Ruifang Station. Dari sini , pindah jalur Pingxi dan dapat membeli tiket seharian seharga 52 NTD 
  • Dari daerah lain, pokoknya datang ke stasiun Ruifang dan cari tiket ke Shifen (tanya saja sama orang setempat)
Next tulisan: Perjalanan ke Jiufen :)









Comments