Jiwa kita juga ternyata membutuhkan asupan, sesuatu yang bergizi. Beribadah, berdoa, dan mendengarkan ceramah agama adalah asupan wajibnya, ibarat makanan pokok bagi tubuh. Suplemennya adalah berbagai hikmah yang didapati dari kelas-kelas atau membaca buku. Salah satu buku yang kurekomendasi untuk dibaca adalah seri buku Chicken Soup for The Soul, sesuai dengan judul bukunya, racikan-racikan pemikiran dan cerita yang terkandung didalamnya dapat menghangatkan jiwa layaknya sup ayam hangat yang disantap pada cuaca mendung.
Salah satu bagian buku Chicken Soup for The Soul |
Salah satu pembahasan menarik dalam buku ini adalah tentang "Self-Talk". Dalam buku ini diterangkan bahwa self-talk yang merupakan perintah kepada pikiran bawah sadar ternyata memainkan peranan penting dalam berbagai hal yang kita hasilkan dalam hidup kita. Pikiran bawah sadar kita ibarat awak kapal dan KITA adalah nakhodanya. Dan tentu saja, pikiran bawah sadar tersebut akan melakukan apa yang KITA perintahkan. Hal yang paling mencengangkan adalah perintah KITA tersebut ternyata kebanyakan berasal dari self-talk! Sebagai contoh, jika kita mengatakan, "Saya tidak dapat mengingat rumus-rumus fisika ini dengan baik.", maka sang awak kapal tersebut langsung mendengarkannya sebagai perintah: Dia tidak mengingat rumus-rumus fisika, dan mengirimkannya ke otak untuk membuang semua rumus-rumus fisika yang telah dipelajari dari laci-laci memori. Hasilnya, kita memang menjadi tidak dapat mengingat rumus-rumus tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika kita berkata pada diri sendiri, "Aku dapat menghasilkan sebuah tulisan yang bagus dan dapat menerbitkannya di media massa.", maka awak kapal tersebut akan menerjamahkannya sebagai perintah: Hasilkan tulisan yang bagus dan bantu Dia menerbitkan ke media massa, dan tubuh akan merespon sesuai perintah tersebut. Sungguh hal kecil yang berdampak besar. Benar kata pepatah bahwa omongan itu adalah doa.
Peneliti-peneliti mendapati bahwa dalam sehari manusia akan berpikir (self-talk) rata-rata sebanyak 50.000 kali. Namun, kebanyakan dari self-talk tersebut adalah self-talk yang bermuatan negatif, seperti "Saya tidak dapat mengerti apa yang diterangkan dosen saya.", "Saya tidak bakal paham tentang materi Mekanika Kuantum yang memiliki banyak rumus.", "Saya tidak suka berolahraga, bagaimana saya bisa mendapatkan tubuh yang bagus." "Saya tidak akan didengarkan dalam diskusi tersebut karena semuanya pandai dalam berpendapat, sedangkan saya tidak.", dll. Self-talk yang seperti ini dikatakan sebagai "bahasa korban" yang membuat orang yang melakukannya seperti korban dari lingkungan. Hal senada juga diungkapkan Stephen R.Covey, orang yang selalu melakukan self-talk yang negatif ini dikategorikan sebagai orang yang reactive, yang selalu dikendalikan oleh lingkungan. Sedangkan orang yang selalu melakukan self-talk positif dikatakan sebagai orang yang proactive, dialah yang menetukan hasil apa yang diinginkannya, bukan lingkungan.
Untuk menghindari bahasa korban atau self-talk yang bersifat negatif inilah, makanya kita harus menghindari perkataan negatif di dalam hati kita. Dalam Islam sendiri, kita diajarkan untuk selalu berprasangka baik kepada Allah, karena Allah akan memberi sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan prasangkakan. Pada pagi hari, kita selalu dapat memulainya dengan doa dan self-talk yang positif. Dan setiap kita berpikir akan sesuatu, kita harus mulai membiasakan berpikir positif, walaupun hanya dalam hati. Misalnya, "Saya dapat menyelesaikan tesis saya dengan baik dan para penguji akan menanggapinya dengan positif.", "saya dapat mengingat kata-kata dalam Bahasa Inggris dengan baik dan berbicara dengan lancar, cara bicara saya akan persis seperti Native English speaker.", dll. Setiap keluar kata-kata negatif, berusalah untuk membatalkannya dan menggantinya dengan kata-kata positif. Dengan membiasakan diri seperti ini, maka kita akan terbiasa untuk selalu menggunakan self-talk yang positif dan mencapai mimpi kita.
Nah, masalahnya sekarang adalah terkadang self-talk yang negatif bukan dari diri kita tetapi dari orang lain di sekitar kita. Untuk menanggapi hal ini, maka kita harus selalu berusaha untuk enjadi orang yang "cuek" dan mengatakan di dalam hati, "Apapun yang kalian katakan atau kalian perbuat kepadaku, aku tetaplah orang yang berharga.". Memang cukup sulit untuk melakukan hal ini, namun dengan tetap berusaha dan melakukan self-talk yang positif maka kita akan terbiasa dan dapat mengatasinya.
Untuk menghindari bahasa korban atau self-talk yang bersifat negatif inilah, makanya kita harus menghindari perkataan negatif di dalam hati kita. Dalam Islam sendiri, kita diajarkan untuk selalu berprasangka baik kepada Allah, karena Allah akan memberi sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan prasangkakan. Pada pagi hari, kita selalu dapat memulainya dengan doa dan self-talk yang positif. Dan setiap kita berpikir akan sesuatu, kita harus mulai membiasakan berpikir positif, walaupun hanya dalam hati. Misalnya, "Saya dapat menyelesaikan tesis saya dengan baik dan para penguji akan menanggapinya dengan positif.", "saya dapat mengingat kata-kata dalam Bahasa Inggris dengan baik dan berbicara dengan lancar, cara bicara saya akan persis seperti Native English speaker.", dll. Setiap keluar kata-kata negatif, berusalah untuk membatalkannya dan menggantinya dengan kata-kata positif. Dengan membiasakan diri seperti ini, maka kita akan terbiasa untuk selalu menggunakan self-talk yang positif dan mencapai mimpi kita.
Nah, masalahnya sekarang adalah terkadang self-talk yang negatif bukan dari diri kita tetapi dari orang lain di sekitar kita. Untuk menanggapi hal ini, maka kita harus selalu berusaha untuk enjadi orang yang "cuek" dan mengatakan di dalam hati, "Apapun yang kalian katakan atau kalian perbuat kepadaku, aku tetaplah orang yang berharga.". Memang cukup sulit untuk melakukan hal ini, namun dengan tetap berusaha dan melakukan self-talk yang positif maka kita akan terbiasa dan dapat mengatasinya.
Apabila terus meyakini yang telah Anda yakini, maka anda akan terus mendapatkan apa yang anda dapatkan (-anonim-)Happy positive self-talk then!:)
Comments
Post a Comment