Alhamdulillah, rumahku telah selesai dicat. Dan untuk merampungkan kesan barunya, aku pun memutuskan untuk menghiasi halaman rumah yang tidak seberapa besar itu dengan berbagai tanaman. Aku sangat terinspirasi dari sebuah gambar halaman depan sebuah rumah yang kutemukan di salah satu halaman FB. Warna putih dari rumah tersebut menambah kesan kesejukan ketika dipadukan dengan hijaunya daun dan semarak ungu, merah, dan bahkan putih dari berbagai bunga.
Rumah yang sangat teduh |
Untuk mencapat niatan itu, aku dan ibuku pun merencanakan terlebih dahulu tanaman apa yang akan kami letakkan di halaman rumah tersebut. Mawar merupakan idola kami karena kemudahannya dalam tumbuh subur walaupun di daerah tropis, oleh karena itu kami memutuskan untuk membeli mawar merah. Selanjutnya aku ingin membeli tanaman yang bisa merambat karena untuk dijadikan tanaman gantung, pilihanku pun jatuh kepada bunga siti maryam (sebenarnya ada nama lainnya, tetapi aku lupa, XD). Kami juga ingin menanam tanaman yang berbunga cerah namun dapat tumbuh di daerah panas, pilihan kami pun jatuh pada bunga pentul (bunga udel), bunga tahi ayam, dan bunga kertas (bunga bougenvile).
Bunga tahi ayam (kiri) dan bunga pentil (kanan)
Lalu, kami pun berangkat menuju salah satu daerah pusat nurseri di Kota Medan, yaitu di Jl.H.Adam Malik (atau sering disebut daerah Glugur). di sepanjang jalan H.Adam Malik, kami melihat pinggiran jalan yang mulai disuguhi oleh pemandangan panjangan bunga hias, mulai dari bunga untuk pagar sampai bonsai yang indah. Tanaman-tanaman tersebut disusun dengan indahnya oleh si pemilik nurseri hingga memikat mata orang yang melewatinya. Bagi para pencinta bunga, pastinya mereka akan tergoda untuk singgah. Namun, perjalanan tetap kami lanjutkan sampai di daerah yang lebih banyak nurseri-nya.
Sesampainya di tempat yang banyak nurseri-nya, kami pun langsung menuju sebuah gang yang dipenuhi tanaman hias. Seorang ibu menyambut kami dan menanyakan bunga apa yang hendak kami cari. Kami pun langsung menanyakan beberapa nama bunga yang kami cari. Namun, hanya bunga siti maryam dan mawar merah yang tersedia di nurseri milik ibu tersebut. Bunga mawar merah kami beli dengan harga Rp.5000,-/polibag dan bunga siti maryam Rp. 10.000,-/ 3 polibag (untuk bunga siti maryam, ukurannya jauh lebih besar dibanding yang kutunjukkan di gambar, :)).
Bunga mawar merah (kiri) dan bunga siti maryam (kanan)
Pencarian pun berlanjut, hingga kami mendapati bunga pentul dengan harga Rp.4000,-/polibag, dan bunga tahi ayam dengan harga Rp.15.000,-/polibag.
Bunga kertas ternyata bunga yang cukup sulit dicari karena kebanyakan pedagang di daerah itu menjualnya bersama dengan pot sehingga harganya cukup mahal. Sedangkan, kami hanya ingin membeli yang kecil saja. Namun, pencarian kami pun berhasil ketika kami berjalan ke arah simpang. Kami pun mendapati bunga kertas dengan harga 25.000/polibag.
Keberuntungan kami pun tak berhenti sampai disitu, di tempat lain kami mendapati bunga tapak dara yang sangat indah dengan harga Rp. 25.000/2 polibag.
Bunga tapak daraDua karung tanah pun kami beli dengan harga Rp.10.000/25 kg.
Selepasnya kami pun pulang ke rumah dengan menggunakan becak motor. Senang rasanya dapat mengunjungi nurseri-nurseri tersebut karena dengannya mata kembali menjadi segar meskipun menurutku harga yang ditawarkan cukup mahal juga sebenarnya. Namun, untuk kelengkapan pilihan bunga yang ditawarkan dapat diketagorikan cukup lengkap.
Beberapa nurseri yang kuketahui dan pernah kudatangi yaitu, nurseri di Jalan Bom Medan Helvetia (Sebelah Kantor Pos), harga mawar disana cukup murah dan variasi bunga juga cukup banyak; nurseri di Simpang Selayang, harga tanaman disini tergolong murah, variasi bunganya juga banyak; nurseri di daerah Sukaramai, aku mengunjunginya ketika SMA, ada beberapa nurseri di daerah ini, harganya juga murah, variasi bunganya banyak dan unik, namun sayangnya daerah ini terlalu jauh dari rumahku dan sekarang aku sudah lupa jalannya.
Selain bunga-bunga yang kubeli di atas, kami juga sudah memiliki beberapa bunga yang sangat tahan lama dan gampang tumbuh subur, yaitu bunga lili pink dan mawar putih, Beberapa batang mawar putih telah aku perbanyak dengan cara stek, semoga dapat tumbuh subur.
Mawar putih |
Lily Pink |
Keesokan harinya, aku pun mulai memindahkan bunga-bunga tersebut ke pot-pot yang ada. Berdasarkan penjelasan nenekku, ketika memindahkan ke pot, kita perlu mengeluarkan tanaman dari polibag (terutama jika potnya kecil) namun akarnya tak boleh tercabut. Sayangnya ketika aku mengeluarkan tanaman bunga kertas dari polibag, aku tak begitu teliti hingga akarnya tercabut, :(. Dan akhirnya tanamannya menjadi layu.
Bunga kertas yang layu |
Ibuku pun mengatakan bahwa terkadang, kita tak perlu membuka polibagnya, apalagi jika potnya besar. Semoga saja tanaman ini nantinya akan tumbuh dengan subur. Dari sini aku pun mendapat sebuah pelajaran berharga dari kejadian ini.
Karena keindahan itu penting, yuk rame-rame menjadi indah, :)
Comments
Post a Comment