Alhamdulillah, benar kata
Andrea Hirata dalam bukunya yang berjudul, “Edensor”, Tuhan tahu tapi menunggu, itulah yang terjadi padaku. Aku masih
teringat suasana ketika aku menatap serius majalah dinding fakultas MIPA USU
pada saat aku masih menjadi mahasiswa strata satu USU. Kala itu, sebuah poster
mewah tentang Konferensi Fisika di Yogyakarta menghiasi Mading yang penuh
dengan poster lowongan menjadi tentor. Aku, sebagai mahasiswa fisika yang jarang
mendapat kesempatan menghadiri seminar fisika merasa sangat ingin menghadiri
konferensi tersebut, namun uang pendaftaran, syarat-syarat registrasi, dan
jarak yang jauh antara Medan-Yogyakarta membuatku harus meredam semua
keinginanku itu. Tetapi, dalam hati aku tetap berdoa dan berharap bahwa suatu
saat nanti, aku dapat menghadiri konferensi semacam itu.
Physics Annual Meeting 2015 |
Dan Allah mengabulkan
doaku tersebut, tanggal 28-29 Januari 2015, aku, sebagai mahasiswa master
fisika National Chung Hsing University melaksanakan perjalanan belajar ke
Universitas Tsing Hua, Hsincu, Taiwan. Kami pergi pada Rabu pagi pukul 08.20
dan sampai di Hsincu pada pukul 10.00, sesampainya disana, kami pun langsung
melakukan registrasi dan menunggu waktu dimulainya acara, yaitu pada pukul
13.00.
Aku pergi dengan
teman-teman satu laboratoriumku dan terus bersama mereka. Seorang senior dari lab. lain, Betty, bertanya
tentang Jane, teman dekatku, apakah Jane berangkat denganku? Aku langsung
terkejut karena aku tidak tahu mengenai Jane, aku pikir dia akan berangkat juga
dengan teman-teman satu lab-nya. Aku pun menjadi merasa bersalah dan mengirim
message ke Jane melalui Line, dia sedang di jalan. Lalu, Betty pun menghubungi
Jane, Betty mengatakan bahwa Jane nantinya bisa ikut denganku karena Betty akan
sibuk dengan beberapa urusan.
Aku menunggu Jane sambil
berkeliling mencari-cari tempat pameran poster, jadi dalam konferensi ini,
masing-masing universitas mengirimkan perwakilan poster yang akan ditandingkan.
Selain ada pameran poster, juga ada bazar dari beberapa perusahaan yang menjual
alat-alat perlengkapan laboratorium dan juga jurnal-jurnal. Kami melihat dengan
baik satu poster tentang penggunaan Graphene sebagai counter electrode, dan
hasilnya menunjukkan bahwa Pt juga lebih baik. Seorang proffesor membagikan
bunga mawar bagi orang-orang yang mencoba percobaan yang dibawanya, sungguh
menarik.
Pameran poster
Aku sebenarnya masih
merasa tidak enak karena belum menunaikan shalat, lalu aku berpikir untuk
shalat di ruangan sambil duduk, dan ketika Jane datang, dia belum makan siang,
aku berbicara agak lama dengan Jane hingga ketika aku keluar gedung, aku sudah
kehilangan teman-temanku, huah!! Untungnya aku bertemu Li-Ping, dan dia
menungguku untuk menelpon temanku yang lain dan tara!!Po-Han berlari
menjemputku!! Po-Han adalah temanku yang sangat baik, penyabar, dan tak pernah
marah (aku berharap bisa seperti dia). Di tengah jalan, Jane mendatangiku,
akhirnya kami pergi bersama-sama ke gedung pembukaan. Dan lagi-lagi, Po-Han
membantu Jane meminta makan siang ke panitia, karena sebenarnya Jane tidak
diregistrasikan dari lab-nya sehingga tidak bisa mendapat makan siang, namun
entah bagaimana caranya, Po-Han bisa mendapatkan makan siang dan kami pun pergi
ke sebuah tempat di pinggir danau untuk makan dan aku shalat di situ,
Alhamdulillah!!
National Tsing Hua University, Hsincu
Pembukaan dimulai,
beberapa proffesor mendapatkan penghargaan, lalu seoarng proffesor dari USA
memberikan “Talk” tentang karirnya selama 60 tahun di fisika. Beliau mengatakan
cinta pertamanya adalah superkonduktor, aku terpana, karena aku sendiri tak
tahu apa cinta pertamaku di fisika, aku tahu aku dan dia berbeda jauh.
Bagaimana tidak, beliau diajarkan fisika dengan seutuhnya dan mempergunakan
alat-alat lab yang canggih, sedang aku mendapatkan pengajaran setengah-setengah
tanpa ada praktikum yang memadai, aku tidak mau ini terjadi pada anak-anak muda
berikutnya, aku berharap aku bisa membuat sesuatu untuk mengubah bangsaku. di
akhir “Talk” beliau berkata, dia mempersiapkan “Talk” ini selama 60 tahun!
Hehe...
Konferensi kecil yang
kuikuti adalah tentang pendidikan fisika dan untunya berbahasa Inggris,
alhamdulillah, malamnya kami pulang dan berjalan-jalan di night market sekitar
hotel, aku merasa Hsincu lebih indah dari Taichung, desainnya seperti Eropa.
Sekitar Kota Hsincu
Esoknya tak banyak ilmu
yang kudapat, karena Big Talk tentang Quantum Clock tak kuikuti sepenuhnya, tak
ada bangku, aku harus berdiri dan keletihan....Ada seorang pemuda yang sangat
rajin, dia duduk di lantai sambil mendengarkan kuliah tentang superkonduktor,
tangannya sibuk mencatat suatu rumus dan gambar-gambar grafik....wow!!
Lalu, siangnya, aku
mengikuti konferensi yang berbahasa Inggris, tetapi orang India, aku susah
mendengarkan kata-katanya karena aksen India yang kental, sekaligus aku juga
tak paham dengan materi yang dibawakan, huah!!
Sorenya, aku sudah
menyusun jadwal untuk Talk dalam bahasa Inggris, tetapi seniorku akan pergi dan
tak mungkin aku berada di situ sendiri, akhirnya aku mengikuti kemanapun mereka
pergi....Namun, sore itu jadinya aku pergi ke TPN (Taiwan Photon Source), dalam
gedung yang berbentuk lingkaran ini, elektron terus mengalir berputar-putar,
keren...
TPS (Taiwan Photon Source)
Malamnya, dinner bersama,
aku di meja vegetarian, awalnya sendiri, lalu ada teman dari Indonesia, Nurul
dan Tahta, orang madura, dan kami pun makan bersama, jamur-sayur- dan rasanya
huah...jauh dari enak...lalu, aku pulang dengan proffesorku bersama Lisa dan
Benny, proffesorku benar-benar baik...
Taichung, 31 Januari 2015
Comments
Post a Comment