Hujan turun, genderangnya membasahi; tiap-tiap serpihan hitam menebarkan aroma-aroma yang meresap bersama rumput yang basah dan insekta bergeliat; Dia datang seumpama aroma rezeki; yang kadang dihujani pula rasa-rasa mencaci.
Langit kelabu, dihiasi pucuk-pucuk tua; yang enggan bergerak dan hanya bergemulai; Nanti hari tiada dapat diramal; walau beribu bintang telah terbaca; Hanya kali ini mengingati; Semua alam bernyanyi bertasbih; Lalu, enggankah diri ini?
Medan, 28 November 2011
Puisi ini dibuat di awal-awal bulan mengajar di Siti Hajar, karena masih beradaptasi dengan kondisi sekolah yang penuh perjuangan mengambil hati anak-anak dan sekaligus berjuang untuk tidak jatuh dalam persaingan.
Langit kelabu, dihiasi pucuk-pucuk tua; yang enggan bergerak dan hanya bergemulai; Nanti hari tiada dapat diramal; walau beribu bintang telah terbaca; Hanya kali ini mengingati; Semua alam bernyanyi bertasbih; Lalu, enggankah diri ini?
Medan, 28 November 2011
Puisi ini dibuat di awal-awal bulan mengajar di Siti Hajar, karena masih beradaptasi dengan kondisi sekolah yang penuh perjuangan mengambil hati anak-anak dan sekaligus berjuang untuk tidak jatuh dalam persaingan.
Comments
Post a Comment