Skip to main content

Posts

Update Buku Februari-Juli 2020: Dari 'Man Search For Meaning' Hingga 'Orang-Orang Biasa'

Tahun lalu aku entah mengapa banyak membeli buku bekas online, baik dari Shopee maupun dari Prelo, dan belum sempat aku baca hingga tahun 2020 tiba. Juga ada beberapa buku baru dari toko buku yang judulnya membuatku tertarik di tahun 2020 ini. Berikut ini ulasanku untuk masing-masing buku tersebut. 1. Man Search For Meaning oleh Viktor E.Frankl. Buku ini menceritakan pengalaman penulis yang merupakan seorang Yahudi Jerman yang berprofesi sebagai psikiater berada dalam kamp konsentrasi NAZI Jerman, juga pengenalannya terhadap teori yang dibawakannya: logoterapi. Dari setiap pengalaman yang dia ceritakan, akan ada suatu hikmah yang disampaikannya. Karena banyaknya penderitaan yang dirasakan juga dilihatnya, dia belajar memaknai hidup; dia setuju akan pernyataan Nietzsche (Googling saja ya siapa karena aku juga tak tahu): Dia yang punya alasan MENGAPA harus hidup akan mampu menanggung segala bentuk BAGAIMANA caranya hidup .  Ada satu kutipan yang menarik: "Kita pada akhirnya mengena

The Trip: Jalan-jalan Sekitar Lapangan Merdeka dan Jalan Stasiun Medan (Ada Mural/Street Art!)

Sebenarnya banyak juga hal-hal menarik yang bisa kita eksplor di Kota Medan. Kalau dilihat-lihat lagi, ada beberapa perubahan yang telah dilakukan masyarakat dan pemerintah kota kita dalam rangka mengikuti perkembangan zaman yang memiliki generasi yang suka berfoto.  Misalkan di Lapangan Merdeka Medan dan Taman Deli kita mendapati adanya icon tulisan 'Medan'; kita bisa berfoto ria dengan icon tulisan tersebut. Berbicara lokasi wisata di sekitar Medan, aku sudah dua kali berkeliling lokasi yang baru-baru ini menyedot perhatian warga Medan, yaitu street art berbentuk mural layaknya yang kita temui di Penang, Malaysia di Jalan Stasiun Kereta Api, Kesawan (dekat Pajak Ikan Lama Medan). Mengutip dari situs Kumparan , Mural ini adalah hasil kreativitas Genta (25) kreator mural asal Medan. Dia mengatakan bahwa mural ini menggambarkan kebahagiaan dunia anak zaman dahulu yang saat ini dirampas oleh gadget . Dia mengerjakannya sejak Mei 2019 untuk memperindah Medan, dia juga akan membu

The Trip: Pengabdian Masyarakat ke Perkebunan Jeruk Desa Narigunung 1 Kabupaten Karo

Salah satu tridharma perguruan tinggi adalah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat; jadi setiap tahunnya setiap orang yang berprofesi sebagai dosen harus melaksanakannya. Kali ini aku akan berbagi pengalaman dalam melaksanakan pengabdian masyarakat ini. Jeruk yang dihasilkan dari perkebunan jeruk Desa Narigunung 1, rasanya manis dan segar  Sebelum aku menceritakan tentang pengalamanku, aku ingin menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini sebenarnya adalah untuk menyelesaikan permasalahan di masyarakat oleh akademisi. Maksudnya disini adalah pemerintah melalui perguruan tinggi meminta para akademisi untuk dapat menyalurkan pengetahuan yang diteliti di perguruan tinggi untuk dapat diaplikasikan langsung ke masyarakat. Sehingga masalah di masyarakat dapat perlahan-lahan diselesaikan oleh akademisi dengan cara yang tepat. Nah, sesuai dengan tujuan tersebut, pada tahun pertama aku mendapatkan dana pengabdian dari Universitas Sumatera Utara untuk melaks

Probiotik dan Prebiotik : Review Buku Jurus Sehat Rasulullah dr. Zaidul Akbar (Part-2)

Makanan-makanan yang telah mengalami pemrosesan (apalagi makanan yang digoreng atau dibakar berulang-ulang) akan mengalami penurunan nutrisi dan oksidasi yang dapat memicu radikal bebas (oksigen lepas yang tidak memiliki pasangan dan bersifat merusak) yang dapat memicu berbagai penyakit.  Solusinya adalah dengan makan sayuran mentah dan buah-buahan setiap hari. Satu hal yang menarik, ternyata antioksidan yang paling tinggi terdapat pada kulit manggis (17.000 ORAC) dibandingkan anggur (3000 ORAC); bisa diminum dengan kurma. Di dalam tubuh kita terdapat 30% kuman baik, 20% kuman jahat, dan 50% kuman netral (probiotik). Jika kita berpikiran positif dan/atau memakan yang baik-baik maka kuman netral akan menjadi baik. Tetapi, jika kita berpikiran negatif/cemas/buruk-sangka, maka akan terjadi proses neurohormonal yang meningkatkan hormon kecemasan yang menyebabkan kuman baik menjadi kuman jahat.  Seperti yang dikatakan James Clear dalam bukunya Atomic Habit, bahwa jika kit

Review Buku Jurus Sehat Rasulullah By dr.Zaidul Akbar (Part-1)

Memang sudah lama teman-temanku (terutaman Bu Iin dan Anie) membicarakan tentang resep-resep kesehatan dari dr.Zaidul Akbar yang dinamai Jurus Sehat Rasulullah (JSR), namun aku tidak begitu serius memperhatikan sampai Anie yang secara konsisten meminum JSR dan menceritakan manfaat yang diperolehnya. Bahkan, selama sekitar dua mingguan dia membuatkanku JSR ( thank you Anie) dan aku pun tertarik untuk mempelajari lebih dalam. Ketika Kak Fitri menawari untuk memesan buku JSR di grup kami, aku pun langsung membelinya. Lalu, bagaimana isi buku ini? Aku akan membahas dari segi fisik buku. Bukunya hard cover dan kertasnya juga cukup tebal, ada XX+315 halaman dengan ukuran buku 13,5 cm x 20,5 cm. Buku dari Penerbit Sygma Media Inovasi ini memiliki tata letak yang menarik dengan adanya beberapa kutipan Hadist atau Ayat Al-Qur'an yang disusun dengan pembeda warna hijau, jadi tidak membuat pembaca menjadi bosan. Font yang dipilih dan ukuran spasinya juga enak untuk dipandang mata.

Catatan Nurul Hayat: Memberi Rasa Pada Perbuatan dan Akhlak Untuk Membangun Keluarga Samara

Catatan hikmah yang terdapat pada Majalah Nurul Hayat Maret 2020. Tulisan pertama adalah dari artikel berjudul Memberi Rasa karya Evie Silfia Zubaidi. Dalam tulisan ini, kita diingatkan untuk memberi rasa pada perbuatan kita. Rasa yang dimaksud di sini adalah rasa cinta, dimana kita menjauhi perasaan 'merasa penting' dan meremehkan orang lain dalam setiap perbuatan kita, apalagi ketika kita diamanahi pekerjaan untuk 'ummat' atau ketika kita 'merasa lebih paham' dibandingkan yang lain. Sebaiknya kita bersikap flexible dimana kita tak lagi menggunakan dalih sesuai prosedur atau profesionalisme sampai lupa memberi rasa, kita bisa mencontoh Rasulullah dalam HR.Al-Buhkari No.323 berikut. Sungguh indah bukan? Suatu kebenaran juga harus disampaikan dengan cara yang baik. Baik yang dimaksud di dalam agama kita adalah baik hubungan dengan Allah, juga baik hubungan dengan sesama manusia. :)  Tulisan kedua ini berasal dari Majalah Nurul Hayat dengan Penulis

Pengalaman dan Perasaan Saya Dalam Mengajar Online Selama Wabah Corona

Beberapa hari yang lalu saya baru saja mengkoreksi nilai UTS secara online dari Google Classroom dan ternyata sangat melelahkan. Jika biasanya kalau saya mengkoreksi offline bisa memakan waktu 1-2 jam, untuk online ini saya membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam untuk 45 mahasiswa, belum lagi mahasiswa yang mengirimkan tugas dengan format landscape bukan potrait yang makin memperlambat prosesnya. Anyway , kali ini saya akan menuliskan pengalaman saya sebelum UTS dalam menjalani kelas online. Hal pertama yang akan saya bahas adalah website apa yang saya gunakan untuk mengelola kelas? Website/aplikasi pertama yang saya gunakan adalah  Google Classroom karena memang sebelum ada wabah ini saya sudah menggunakan aplikasi ini untuk membagikan material dan mengumpulkan tugas secara online seperti tugas Fisika Komputasi yang memang lebih baik dikumpulkan secara online. Jadi, ketika wabah Corona melanda dan harus belajar secara online saya sudah punya platform yang sudah beranggotakan mahas