Skip to main content

Refleksi: Hukuman yang Tak Terasa


Pada sebuah artikel di majalah, aku mendapati suatu nasehat yang sangat berharga dan menohok hati, yaitu tentang hukuman dari Allah yang tak terasa, namun merupakan hukuman yang berat ketika seorang muslim tidak menunaikan hak-hak dalam beragama, hukuman tersebut adalah "sedikitnya taufiq" dalam hal ini Taufiq sendiri diartikan sebagai kemudahan untuk mengamalkan ketaatan dan amal-amal kebaikan. Sehingga, "Sedikitnya taufiq berarti orang yang mendapatkan hukuman ini akan merasa kesusahan dan tidak adanya kenikmatan dalam beribadah kepada Allah.
  • Berapa hari yang kulalui tanpa adanya nikmat dalam membaca dan memahami Al-Qur'an?
  • Berapa banyak ghibah yang telah kulakukan tanpa ada rasa bersalah?
  • Berapa banyak momen ibadah yang terlewatkan?

Pembiaran ini hanya beberapa bentuk hukuman tak terasa dari Allah, sedang aku terkadang tidak menyadarinya. Sebenarnya lagi, hukuman paling ringan dari Allah terhadap hambaNya adalah hukuman yang terasa pada harta, anak, kesehatan, dan hukuman terberat adalah hukuman tak terasa pada kematian hati, sehingga tidak merasakan sakitnya dosa. Oleh sebab itu, pada salah satu tausiyahnya Syaikh Abdullah Al-'Aidan memberi nasehat, "Perbanyaklah di sela-sela harimu, amalan taubat dan istighfar, semoga Allah menghidupkan hatimu." Karena hidayah taufiq itu hanya dari Allah SWT, seperti halnya Nabi Nuh yang tak dapat menasehati anaknya, Nabi Luth yang tak dapat menasehati istrinya. 

Oleh sebab itu, memang aku harus ingat tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, boleh saja aku berusaha memberikan kontribusi pada kehidupan dunia untuk memajukan bangsa, tetapi niatannya adalah dalam rangka ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT.  

Referensi:
"Hukuman yang Tidak Terasa", Majalah Nurul Hayat Edisi Desember 2018
"Hidayah Taufiq Adalah Pokok Segala Kenikmatan", Al Ustadz Marwan, salafy.or.id

Comments